![]() |
Kepala BPJS Kesehatan Kantor Cabang Kebumen,Mujiatin. (ft ist) |
Kepala BPJS Kesehatan Kebumen, Mujiatin, menegaskan pentingnya sinergi antar pemangku kepentingan, terutama fasilitas kesehatan mitra, dalam memastikan peserta JKN mendapatkan pelayanan yang berkualitas tanpa membebani sistem pembiayaan.
“Kolaborasi ini menjadi strategi penting dalam memastikan JKN terus berjalan, dengan kualitas layanan yang tetap terjaga dan pembiayaan yang terkendali,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh fasilitas kesehatan atas kontribusinya, dan berharap kegiatan ini dapat memperkuat implementasi kebijakan demi transformasi layanan yang mudah, cepat, dan setara.
Mujiatin mengungkapkan bahwa tingkat kepesertaan JKN di wilayah kerja Kantor Cabang Kebumen, mencakup Kabupaten Kebumen, Banjarnegara, dan Purworejo, telah mencapai 98,60 persen. Hal ini menunjukkan bahwa hampir seluruh penduduk sudah terlindungi oleh skema JKN.
“Selama satu tahun terakhir, tercatat lebih dari 195 ribu kasus Rawat Inap Tingkat Lanjut (RITL) dan 1,5 juta Rawat Jalan Tingkat Lanjut di wilayah kami. Angka ini menjadi indikator tingginya kebutuhan layanan kesehatan masyarakat,” lanjutnya.
Menurutnya, tingginya pemanfaatan JKN menuntut pengelolaan pembiayaan yang cermat. Maka dari itu, pengendalian mutu dan biaya menjadi kunci untuk menjaga layanan tetap prima tanpa membebani anggaran.
Sementara itu, Ketua TKMKB Kantor Cabang Kebumen, Heri Santosa, menegaskan bahwa TKMKB berkomitmen mendorong pelayanan kesehatan yang efisien dan sesuai aturan. Ia menjelaskan, seluruh rekomendasi TKMKB selalu bertujuan menjaga keseimbangan antara efisiensi dan kualitas layanan.
“Kami berdiri sebagai tim independen, terdiri dari profesional, akademisi, hingga pakar klinis, yang fokus menjaga mutu dan efisiensi layanan kesehatan bagi peserta JKN,” jelas Heri.
Sebagai lembaga yang dibentuk berdasarkan amanat UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, TKMKB berperan penting dalam menjaga keberlangsungan program JKN agar tetap berjalan optimal dan berorientasi pada kebutuhan medis yang tepat sasaran.(*)