Tingkat Kelulusan CGP (Calon Guru Penggerak) Kebumen Angkatan 9 Tertinggi di Jateng


Lokakarya 7 Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 9 Panen Hasil Belajar di Gedung Pertemuan Setda Kebumen.(ft sk/ist
KEBUMEN, (seputarkebumen.com)- Bupati Arif Sugiyanto resmi membuka Lokakarya 7 Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 9 Panen Hasil Belajar di Gedung Pertemuan Setda Kebumen, pada Selasa (23/4/2024). Pendidikan Guru Penggerak angkatan 9 ini merupakan angkatan ke 5 di Kebumen.

Turut hadir dalam acara tersebut, Wakil Bupati Kebumen Ristawati Purwaningsih, beserta jajaran.

Bupati memberikan apresiasi atas diselenggarakannya Lokakarya Calon Guru Penggerak (CGP) angkatan sembilan yang diikuti 207 peserta, dan 41 stand. Pasalnya, para peserta CGP selalu menampilkan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif, sesuai dengan tuntuan zaman.

"Setiap saya hadir ke sini selalu ada yang baru. Memang guru-guru kita kreatif mempu menampilkan media pembelajaran inovatif dan menyenangkan dengan tema-tema yang kekinian. Segala sesuatu bisa dieksplor dengan tema-tema yang beragam," ujar Bupati.

Hal ini menurut Bupati, merupakan suatu pembuktian proses belajar dan kolaborasi antara guru, murid, dan lingkungan belajar, agar pembelajaran tidak membosankan dan dapat diterima dengan mudah oleh anak didik. "Ini adalah tugas CGP, bagaimana bisa melahirkan proses pendidikan yang mengasyikan," ucapnya.

Lebih lanjut, Bupati menyampaikan pemerintah daerah juga terus berupaya memberikan perhatian dalam pengembangan dunia pendidikan di Kebumen dengan mengalokasikan anggaran sebesar 37% untuk pendidikan. "Hampir separuhnya anggaran kita untuk pendidikan," tukasnya.

Sementara itu, Suseno Koordinator Pengajar Praktek Pendidikan Guru Penggerak Angkatan sembilan menyampaikan, lokakarya kali ini mengusung tema "Eksplore Potensi & Budaya Kabumian menuju Kebumen Semara (Sejahtera Mandiri Berakhlak)"

Kerananya tema-tema stand yang ditampilkan menyangkut potensi dari Kabupaten Kebumen. Baik itu wisata seperti laut, goa, waduk, kemudian ada kesenian, seperti Jamjaneng, cepetan, serta ada menyangkut sejarah, yakni Arumbinang, Kolopaking, Bumidirja dll.

"Jadi sejarah dan potensi dari kearifan lokal yang ada di Kebumen ini kita tampilkan, dan kita kreasikan sekaligus dalam rangka mempromosikan Geopark Kebumen agar bisa masuk Unesco Global Geopark," ujarnya.

Dengan lokakarya ini, tuturnya, CGP harus menyadari bahwa Kebumen adalah kabupaten yang kaya, baik sumber daya alamnya dan sumber daya manusianya. Potensi ini, kata Seno, harus bisa dikembangkan dan diajarkan kepada murid-muridnya dengan kreatifitas dan inovasi-inovasi yang baru.

"Seorang guru atau kepala sekolah harus bisa memanfaatkan aset atau sumber daya yang ada semaksimal mungkin. Tidak boleh ngeluh, tidak boleh sambat. CGP harus mencerminkan guru yang tidak mudah sambat," tegasnya.

Seno bersyukur, tingkat kelulusan CGP di Jawa Tengah, Kebumen termasuk yang paling tinggi, sekitar 70-80 persen, dari seleksi sampai bisa mengikuti pendidikan, dengan persentase kelulusan mencapai 100%. Hal ini menunjukan, kualitas CGP di Kebumen sangat baik.

"Kabupaten lain itu ada yang baru sampai angkatan kedua dan ketiga, kita sudah kesembilan. Jadi kita di Jawa Tengah termasuk yang paling banyak tingkat kelulusannya," terang Seno yang juga mengajar di SMPN 2 Rowokele.

Diketahui lokakarya CGP ini diikuti dari semua tingkatan sekolah dari TK sampai SMA/SMK. Guru yang mengikuti CGP bukan hanya dari guru PNS, tapi juga ada yang masih honorer. Outputnya dari mengikuti kegiatan ini adalah mereka bisa menjadi pemimpin pembelajaran di kelas,  dan sertifikat guru penggerak merupakan salah satu syarat mengikuti seleksi kepala sekolah/pengawas.(*)