![]() |
| Bupati Kebumen, Lilis Nuryani saat memberikan pertanyaan kepada salah satu siswa Sekolah Rakyat Kebumen di Jalan Kenanga, Kecamatan Pejagoan.(ist) |
Kedatangan Bupati Lilis disambut riuh tepuk tangan para siswa yang tengah mengikuti latihan mata pelajaran seni. Suasana ceria langsung terasa begitu Bupati memasuki ruangan.
“Alhamdulillah Ibu bisa hadir di sini dan melihat anak-anak yang ceria dan semangat. Kalian senang sekolah di sini, kan?” sapa Bupati Lilis yang langsung disambut jawaban serentak para siswa.
Dalam sesi interaksi, Bupati mengajukan sejumlah pertanyaan ringan terkait kegiatan harian siswa, seperti jam bangun tidur serta pelaksanaan salat Subuh. Lewat momen itu, ia menekankan pentingnya keberanian untuk berbicara di depan orang lain.
“Kalian harus berani, ya. Jangan malu-malu untuk berbicara,” pesan Bupati Lilis.
Sebagai bentuk apresiasi, Bupati memberikan hadiah uang tunai Rp50.000 bagi siswa yang berani menjawab pertanyaannya. Hasbi, siswa kelas IV dari Desa Lembupurwo, Mirit—yang rumahnya pernah dikunjungi Bupati untuk program RTLH—menjadi salah satu penerima hadiah tersebut. Hadiah juga diberikan kepada Rido, siswa kelas VIII, yang sebelumnya sempat viral karena interaksinya dengan Bupati menggunakan bahasa Jawa ngapak.
Melihat antusiasme para siswa, Bupati Lilis kembali mengingatkan pentingnya pendidikan demi masa depan mereka.
“Kalian harus rajin belajar. Setelah lulus SD dan SMP, harus ada lanjutannya. Semoga semuanya bisa sekolah dengan lancar,” ujarnya, disambut anggukan seluruh siswa.
Tentang Sekolah Rakyat Kebumen
Sekolah Rakyat Kebumen memulai Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada 30 September 2025. Sekolah rintisan ini masih beroperasi di lokasi sementara sambil menunggu pembangunan fasilitas baru di Kecamatan Buayan.
Dengan sistem boarding school, seluruh siswa wajib tinggal di lingkungan sekolah. Rekrutmen peserta didik menggunakan data Desil 1 dan Desil 2 dari Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) sesuai ketentuan Kementerian Sosial (Kemensos).
Saat ini, sekolah menampung 100 siswa—47 putri dan 53 putra—yang terbagi ke dua jenjang, yakni 50 siswa SD (kelas IV, V, VI) dan 50 siswa jenjang SMP.
Proses belajar mengajar didukung oleh delapan guru yang ditunjuk Kemensos, ditambah 16 wali asuh dan wali asrama dari Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH). Tenaga dapur dari Tagana, petugas keamanan, serta petugas kebersihan juga turut memperkuat operasional harian.
Fasilitas yang tersedia antara lain asrama, ruang kelas, laboratorium komputer dan IPA, perpustakaan, ruang olahraga, hingga ruang makan bersama yang menjadi pusat aktivitas siswa sehari-hari.(*)






.jpeg)
.jpeg)