Fenomena Tanah Amblas Di Grenggeng, LIPI Sebut Bukan Likuifaksi


KARANGANYAR, (SeputarKebumen) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) turun tangan untuk meneliti fenomena tanah bergerak di Desa Grenggeng Karanganyar  Kebumen, Jawa Tengah. Peneliti Geologi dari Balai Informasi dan Konservasi Kebumian LIPI Karangsambung Chusni Anshori  mengunjungi lokasi untuk mengambil sampel tanah di lokasi tanah bergerak di RT 5 RW 4 Desa Grenggeng.

Chusni menjelaskan, fenomena yang terjadi di Desa Grenggeng bukan likuifaksi seperti yang ramai diberitakan. LIPI mendapati, tanah di bagian atas merupakan tanah merah kemudian dibawahnya ternyata ada lapisan yang bersifat lempungan. 

"Kalau ini bukan likuifaksi. Ini ada bidang gelincirnya, kemudian di sini juga ada mahkotanya, jadi ini adalah longsoran. Dalam terminologi longsoran, ini sifat gerakannya rotasional. Kalau tipenya itu adalah nendatan atau slumping," kata Chusni Anshori, Sabtu (31/10/2020). 

Dalam ilmu geologi, jelasnya, tanah nendat (slumping) adalah proses longsoran tanah yang gerakannya terputus-putus, sehingga memperlihatkan bentuk mirip teras. 

Chusni juga menemukan fakta adanya aliran air yang mengarah pada bekas longsoran lama. Hal ini senada dengan pernyataan Kades Grenggeng Eri Listiyawan yang mengatakan bahwa kejadian di wilayahnya ini bukan yang pertama kali.

"Pemicu dari ini ya jelas ada hujan deras. Sebelumnya kan ada hujan yang cukup deras di tempat ini. Kemudian dari struktur geologi, dipping (sudut kemiringan) lapisan batu ternyata searah dengan kemiringan lereng dan itu searah longsoran," rinci Chusni Anshori.

Peneliti senior ini mengatakan pihaknya sudah mencari karakter fisik dan sifat geoteknik dari tanah di lokasi ambles. Walaupun sangat pelan, menurut Chusni, kemungkinan masih ada proses pergerakan walaupun sangat pelan.

Pada kesempatan yang sama, Plt Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kebumen Teguh Kristiyanto menegaskan kembali, hasil dari penelusuran tim LIPI. Bahwa fenomena yang terjadi di Desa Grenggeng adalah longsoran, dan bukan likuifaksi.

"Terkait adanya isu likuifaksi, dipastikan bukan. Ini bidang yang ambles, di mahkotanya sekitar 30 meter, di bagian tengah sekitar 60 meter, dan panjangnya masih kami cek sampai ke bawah," pungkas Teguh Kristiyanto. (pF)