![]() |
| Anggota Polres Kebumen melalui Pamapta, Polsek Sruweng, dan tim Inafis saat mendatangi lokasi korban ditemukan dan melakukan olah TKP.(ft ist) |
Mendapatkan laporan sekitar pukul 12.15 WIB dari Sekretaris Desa Pakuran, Wahlul Iman, jajaran Polres Kebumen melalui Pamapta, Polsek Sruweng, dan tim Inafis segera mendatangi lokasi untuk melakukan pemeriksaan awal.
Wakapolres Kebumen, Kompol Faris Budiman, mewakili Kapolres Kebumen AKBP Eka Baasith Syamsuri, menjelaskan bahwa korban terakhir terlihat oleh saksi bernama Jumanudin sedang bermain di tepi kolam. Namun tak lama kemudian, saat saksi bersiap menunaikan salat Dzuhur, ia mendapati bocah tersebut sudah berada di dalam kolam dalam posisi telungkup.
Saksi lalu memanggil kakek korban, Miskanudin, dan bersama warga melakukan upaya evakuasi. Namun sayang, kondisi korban sudah tidak bernyawa.
“Diduga kurang pengawasan sehingga korban terjatuh ke dalam kolam. Saat ditemukan, korban sudah meninggal dunia,” jelas Kompol Faris.
Hasil olah tempat kejadian perkara yang dipimpin Kapolsek Sruweng AKP Mardi, bersama anggota Polsek dan tim Inafis, tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan. Kolam tempat korban tenggelam memiliki ukuran sekitar 15 meter dengan kedalaman air mencapai 120 sentimeter.
“Hasil pemeriksaan medis dari Puskesmas Sruweng juga menguatkan temuan awal. Tidak ditemukan luka yang mengarah pada unsur penganiayaan,” tambah Kompol Faris.
Diperkirakan korban meninggal murni akibat tenggelam, dengan estimasi waktu kematian kurang dari empat jam sebelum pemeriksaan. Pihak keluarga menolak proses autopsi dan menerima jenazah untuk dimakamkan.
Menutup keterangannya, Kompol Faris Budiman mengimbau masyarakat untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak, khususnya yang bermain di dekat kolam atau area berair lainnya. “Peran orang tua sangat penting untuk mencegah kejadian serupa,” ujarnya.(*)






.jpeg)
.jpeg)