SMPN 1 Kebumen Kukuhkan Predikat Sekolah Ramah Anak, Tegas Tolak Segala Bentuk Perundungan


Kegiatan sosialisasi anti perundingan di SMPN 1 Kebumen.(ft ist) 
KEBUMEN, (seputarkebumen.com)-Komitmen kuat untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan bebas dari kekerasan terus diwujudkan oleh SMP Negeri 1 Kebumen. Sekolah ini kini resmi menyandang predikat sebagai Sekolah Ramah Anak, sekaligus menegaskan bahwa tak ada ruang bagi tindakan perundungan (bullying) di lingkungan sekolah.

Kepala Sekolah Abdul Syukur mengatakan, predikat tersebut menjadi bukti nyata bahwa SMPN 1 Kebumen berkomitmen menjaga kenyamanan dan keselamatan seluruh peserta didik.

“Alhamdulillah, SMP 1 sudah ditetapkan sebagai sekolah ramah anak. Untuk bisa menyandang status ini tentu ada kriterianya, dan salah satunya adalah bebas dari bullying,” ujar Syukur saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (6/11/2025).

Menurutnya, sejumlah indikator penilaian meliputi lingkungan yang bersih, aman, nyaman, ramah, dan bebas perundungan. Selain itu, pihak sekolah secara rutin menggelar sosialisasi pencegahan kenakalan remaja, seperti bahaya narkoba, seks bebas, hingga bullying.

Pada hari yang sama, SMPN 1 Kebumen kembali mengadakan Sosialisasi Anti Perundungan dengan menghadirkan narasumber dari berbagai instansi, antara lain psikolog, Dinas Pendidikan, Dinas Sosial P3A, serta Polres Kebumen.

“Kegiatan ini menjadi sarana monitoring sekaligus edukasi bagi siswa agar memahami dampak buruk perilaku negatif seperti seks bebas, narkoba, miras, maupun bullying. Harapannya, mereka tumbuh menjadi pribadi yang sadar dan bertanggung jawab,” kata Syukur.

“Kalaupun ada perilaku menyimpang, biasanya karena komunikasi yang kurang baik. Maka, kami terus perkuat pembinaan dan dialog antarwarga sekolah,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Anak Dinsos P3A Kabupaten Kebumen, dr. Sri Fatmawati, menilai tindakan perundungan sering kali dipicu oleh minimnya perhatian keluarga.

“Anak yang kurang mendapat perhatian atau apresiasi di rumah bisa melampiaskan kekecewaannya pada teman di sekolah. Karena itu, kolaborasi antara orang tua dan guru sangat penting,” tegasnya.

Fatmawati meyakini SMPN 1 Kebumen mampu menjaga lingkungan belajar yang aman.

“Sekolah ini sudah mendapat predikat Sekolah Ramah Anak, tentu melalui proses penilaian yang ketat,” ujarnya.

Senada dengan itu, Psikolog Klinis RSUD dr. Soedirman Kebumen, Yulia Tri Haryanti, mengapresiasi langkah sekolah yang secara rutin menggelar edukasi semacam ini.

“Korban perundungan biasanya pendiam dan tidak berani speak up. Kami dorong anak-anak agar berani bicara dan melapor pada guru atau orang tua,” jelasnya.

Yulia menambahkan, pelaku perundungan pun kerap memiliki latar belakang keluarga yang kurang harmonis.

“Bisa jadi karena kurang perhatian, sering dimarahi, atau mengalami kekerasan fisik. Mereka butuh pendampingan dan rasa aman agar tidak menyalurkan frustrasi pada orang lain,” imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kanit PPA Satreskrim Polres Kebumen, Ipda Deni Yasin Abdilah, turut mengingatkan pentingnya peran siswa dalam menjaga keharmonisan lingkungan sekolah.

“Jangan pernah merendahkan atau menyakiti orang lain, baik dengan ucapan maupun tindakan. Setiap orang berhak merasa aman dan dihormati,” tegasnya.

Ia juga mengajak para siswa untuk berani melawan dan melaporkan bila melihat kasus perundungan di sekitarnya.

“Bullying bisa berdampak serius bagi korban. Jadi, jadilah teman yang peduli dan berani bersuara,” pungkasnya.(*)