Wakapolres Kebumen, Kompol Faris Budiman, mewakili Kapolres Kebumen AKBP Eka Baasith Syamsuri, mengatakan korban ditemukan sekitar pukul 04.10 WIB setelah lima hari upaya pencarian dilakukan tanpa henti.
“Korban ditemukan dalam kondisi terlilit jaring ikan. Hasil pemeriksaan awal oleh Tim Inafis Polres Kulonprogo bersama tenaga medis tidak menemukan tanda-tanda kekerasan seperti dugaan awal,” ujar Kompol Faris, Jumat, 28 November 2025.
Jasad korban kemudian dievakuasi ke RSUD Wates sebelum dipulangkan ke rumah duka di Karangduwur menggunakan ambulans. Pihak keluarga memastikan identitas korban sebagai Sairin, yang hilang sejak Senin.
Kronologi Kejadian
Musibah ini bermula ketika perahu Sinar Rembulan yang ditumpangi dua nelayan, Rizki (35) dan Sairin (50), terbalik dihantam ombak setinggi sekitar empat meter di perairan Desa Tanggulangin, Kecamatan Klirong, Senin siang sekitar pukul 12.30 WIB.
Rizki selamat setelah berpegangan pada badan perahu. Ia ditemukan oleh dua saksi, Lasmudi dan Ali Habibi, di kawasan Tempat Pelelangan Ikan Tanggulangin dalam keadaan linglung. Rizki kemudian dievakuasi ke RS Purwaganda Kwarasan untuk menjalani perawatan.
Sementara itu, Sairin terseret gelombang besar dan hilang hingga ditemukan lima hari kemudian.
Menurut Kompol Faris Budiman, kedua nelayan berangkat melaut dari Karangduwur sekitar pukul 10.00 WIB. “Ombak tinggi yang datang tiba-tiba membuat perahu sulit dikendalikan,” jelasnya.
Pencarian Intensif Lima Hari
Operasi pencarian melibatkan berbagai unsur: Satpolairud Polres Kebumen, Polsek Klirong, TNI AL, Basarnas Cilacap, SAR Lawet Perkasa, hingga relawan SAR Arnavat.
Cuaca cerah pada hari kelima pencarian mempermudah penyisiran meski gelombang tinggi dan hembusan angin tetap menjadi tantangan besar. Setelah menerima laporan penemuan jasad di wilayah Kulonprogo, tim segera berkoordinasi dengan SAR setempat serta keluarga korban.
Dengan telah ditemukannya Sairin, operasi SAR resmi dihentikan. Polres Kebumen mengingatkan seluruh nelayan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi cuaca ekstrem di laut selatan.
“Keselamatan harus diutamakan. Kami mengimbau para nelayan agar selalu mengenakan life jacket dan memperhatikan kondisi cuaca sebelum berangkat melaut,” tegas Kompol Faris.(*)






.jpeg)
.jpeg)