KKN UNS Hidupkan Warisan Sejarah dan Budaya di Desa Bendogarap


Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 101 Universitas Sebelas Maret (UNS) saat menggelar program edukasi sejarah dan budaya di Desa Bendogarap, Kecamatan Klirong, Kebumen.(ft ist)
KLIRONG, seputarkebumen.comMahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 101 Universitas Sebelas Maret (UNS) menggelar program edukasi sejarah dan budaya di Desa Bendogarap, Kecamatan Klirong, Kebumen, sepanjang Agustus hingga September 2025. Kegiatan ini berlangsung rutin setiap Jumat pukul 14.00 di Balai Desa Bendogarap.

Program yang digagas untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap kearifan lokal tersebut diselenggarakan dalam empat kali pertemuan.


Tiga tema besar yang diangkat meliputi cerita rakyat, sejarah lokal, dan bangunan cagar budaya di Kabupaten Kebumen.


Topik yang dibahas antara lain Benteng van Der Wijck, Masjid Saka Tunggal, tokoh R.A.A. Tirtokoesomo, Legenda Joko Sangkrip, Legenda Goa Jatijajar, serta sejarah Kebumen pada masa Agresi Militer Belanda I dan II.


Tiga mahasiswa Pendidikan Sejarah UNS, yakni Naila Fathia Nufus, Rieko Romario Zairulloh, dan Kinanthi Kusumastuti, bertindak sebagai penanggung jawab program. Mereka merancang materi dengan menggabungkan metode pembelajaran digital dan konvensional yang berprinsip mindful, meaningful, dan joyful sehingga setiap sesi terasa interaktif dan menyenangkan.


“Kami ingin adik-adik di desa tidak hanya belajar sejarah dari buku, tetapi juga memahami bahwa sejarah dan budaya itu dekat dengan kehidupan sehari-hari,” ujar Naila Fathia Nufus.



Antusiasme peserta terlihat jelas. Anak-anak aktif bertanya, menjawab, bahkan sangat bersemangat saat mengikuti kuis yang diadakan. Dukungan juga datang dari perangkat desa yang menyediakan fasilitas serta orang tua yang mengizinkan anak-anaknya mengikuti kegiatan di luar jam sekolah.

Sekretaris Desa Bendogarap, Susanti, menyampaikan apresiasi, “Kami berterima kasih kepada mahasiswa KKN UNS yang telah menghadirkan kegiatan positif untuk anak-anak di desa. Sebelumnya belum pernah ada kegiatan seperti ini. Semoga ke depan anak-anak semakin mencintai sejarah dan budaya daerahnya.”Ungkapnya.


Melalui program ini, para mahasiswa berharap pengetahuan yang ditanamkan dapat menjadi bekal generasi muda Bendogarap untuk menjaga warisan sejarah dan budaya sekaligus menjadi wujud nyata pengabdian ilmu yang mereka pelajari di kampus. (*)