Pulang untuk Mengabdi: Kisah Kompol Faris Budiman, Anak Desa yang Kini Jadi Wakapolres Kebumen


Wakapolres Kebumen Kompol Faris Budiman.(ft SK/ist) 

KEBUMEN, (seputarkebumen.com)- Di balik pangkat dan jabatan yang kini disandangnya, Kompol Faris Budiman menyimpan kisah sederhana yang sarat makna. Lahir dari keluarga wiraswasta di Desa Demangsari, Kecamatan Ayah – jauh dari gemerlap kota – Faris membuktikan bahwa tekad kuat dan restu ibu mampu mengantarkannya mengabdi di puncak karier kepolisian.


Sejak Februari 2025, perwira menengah berusia 37 tahun ini resmi ditugaskan sebagai Wakil Kepala Kepolisian Resor (Wakapolres) Kebumen. Kepulangan ke tanah kelahiran bukan sekadar rotasi biasa, melainkan babak baru dalam pengabdiannya kepada daerah dan orang tua tercinta.


“Orang tua saya sudah sepuh. Kini saya bisa mendampingi beliau dari dekat, melihat senyumnya setiap hari. Itu karunia besar bagi saya,” ujar Faris saat ditemui si ruang kerjanya Jumat (4/7).


Faris lahir pada 16 Januari 1988 dari pasangan sederhana. Sejak kecil, ia sudah terbiasa membantu usaha orang tuanya berjualan di toko material milik orang tuanya. Tak pernah malu, tak juga merasa rendah diri, justru dari situ ia belajar arti kerja keras.


Pendidikan ditempuhnya dengan serius. Ia menamatkan SMP di SMPN 1 Kebumen lalu diterima di SMA Taruna Nusantara – sekolah unggulan yang banyak melahirkan pemimpin bangsa. Lompatan prestasinya berlanjut ketika lolos seleksi Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 2006.


“Saya ini anak kampung, jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Tapi saya percaya, restu dan doa ibu itu dahsyat. Saya bisa seperti sekarang karena beliau,” ucapnya mengenang.


Usai lulus Akpol, Faris menapaki karier secara bertahap namun pasti. Beberapa jabatan strategis yang pernah diembannya antara lain:

Kasat Lantas Polres Karanganyar

Paur STNK Ditlantas Polda Jateng

Kasat Lantas Polres Magelang

Kasubbag Renmin Polda Jateng

Kasi Fasmat Subdit Regident Polda Jateng

Hingga akhirnya ia dipercaya menjadi Wakapolres Kebumen, sebuah penugasan yang menjadi momen “pulang” bagi dirinya.


Namun di balik semua itu, Faris menyadari bahwa keberhasilan bukan semata hasil kerja keras, melainkan juga bagian dari perjalanan spiritual.


“Kita tidak bisa memilih lahir dari siapa atau di mana. Tapi kita bisa menentukan kemana langkah kita selanjutnya. Saya hanya ingin terus berbuat baik dan memberi manfaat untuk masyarakat” tegasnya.


Membumikan Polisi Humanis


Kini, sebagai Wakapolres di kota kelahirannya, Faris punya misi: menjadikan kepolisian makin dekat dan dipercaya masyarakat. Pendekatan humanis menjadi gaya kepemimpinannya, sembari tetap menegakkan hukum secara profesional.


Kisah Kompol Faris Budiman menjadi bukti bahwa tidak ada batas bagi anak desa untuk meraih impiannya. Bahwa mimpi bisa digenggam siapa saja, selama masih ada tekad, doa orang tua, dan semangat untuk berbuat kebaikan.(*)