![]() |
Bupati Kebumen Lilis Nurani saat mengikuti panen bersama di Desa Bocor Kecamatan Buluspesantren.(ft ist) |
Panen raya dipusatkan di area IRPOM (Irigasi Pompa Blok Sipiring), tepat di timur SMPN 1 Buluspesantren. Bupati Kebumen Lilis Nuryani hadir langsung untuk memanen bersama warga, didampingi Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Slamet Mustolkhah.
Turut hadir dalam kegiatan ini Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kebumen Sri Kuntarti, Forkopimcam Buluspesantren, Kepala Desa Bocor Mulyono, Gapoktan Sumber Rejeki, penyuluh pertanian, mahasiswa KKN, serta ratusan petani dari berbagai kelompok tani.
Dalam sambutannya, Bupati Lilis mengungkapkan rasa bangga dan terima kasih kepada para petani sebagai garda terdepan ketahanan pangan daerah.
“Panjenengan semua adalah pahlawan pangan sejati. Panen raya ini adalah buah dari ketekunan, semangat gotong royong, dan cinta pada tanah yang kita garap,” ujar Lilis bersemangat.
Petani: Profesi Mulia yang Tak Pernah Lekang Zaman
Bupati Lilis juga menegaskan pentingnya peran petani dalam peradaban manusia. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat, terutama generasi muda, untuk tidak memandang remeh profesi petani.
“Dunia boleh berubah, teknologi bisa berkembang, tapi satu hal yang pasti: manusia tetap butuh makan. Dan karena itu, petani tidak akan pernah tergantikan,” tegasnya.
Kebumen, lanjut Lilis, dikenal sebagai salah satu lumbung padi Jawa Tengah bukan hanya karena kondisi alamnya, melainkan karena dedikasi para petani.
“Saya ingin anak-anak muda Kebumen melihat pertanian sebagai masa depan, bukan masa lalu. Mari kita dorong regenerasi petani agar pertanian kita semakin maju dan berkelanjutan,” tambahnya.
Irigasi Pompa Dorong Produktivitas MT II
Kepala Desa Bocor, Mulyono, menyampaikan rasa syukurnya atas keberhasilan MT II tahun ini. Ia mengungkapkan bahwa tahun sebelumnya para petani gagal tanam karena keterbatasan air.
“Alhamdulillah, tahun ini kami bisa menanam berkat dua unit pompa air bantuan pemerintah. Sekitar 8 hektare sawah berhasil kami garap kembali,” ungkapnya.
Padi yang ditanam didominasi varietas Inpari 32, diselingi sekitar 15% varietas lainnya. Dari lahan sekitar setengah hektare yang dipanen, hasil panen mencapai sekitar 3 ton padi, menunjukkan peningkatan produktivitas yang menjanjikan.
Tantangan Pupuk Masih Menghantui
Meski panen sukses, kelangkaan pupuk masih menjadi keluhan utama petani.
“Duitnya ada, tapi pupuknya enggak ada,” keluh Muwakhir, salah satu petani setempat.
Persoalan ini menjadi catatan penting bagi pemerintah daerah agar keberhasilan panen dapat terus berlanjut dan kesejahteraan petani semakin meningkat.
Sebagai penutup acara, Bupati Lilis secara simbolis memulai panen dengan sabit di tangan, lalu melanjutkan dengan menggiling padi menggunakan mesin, menandai kolaborasi antara tradisi dan modernisasi pertanian yang semakin erat.(*)