Bertahan dalam Keterbatasan, Kisah Suratmin dan Istri yang Disambangi Bupati Kebumen


Bupati Kebumen, Lilis Nuryani, bersama sejumlah pejabat daerah, saat menyambangi rumah pasangan suami istri Suratmin (55) dan Rusdiantari (32) di Dukuh Sarwodadi Desa Kemangguan Alian.(ft ist)
ALIAN, (seputarkebumen.com)- Sebuah rumah sederhana di Dukuh Sarwodadi, Desa Kemangguan, Kecamatan Alian, menjadi saksi perjuangan hidup pasangan Suratmin (55) dan Rusdiantari (32). Di tengah kondisi serba terbatas akibat polio dan celebral palsy yang mereka derita, semangat untuk bertahan hidup tak pernah padam.

Jumat pagi, 16 Mei 2025, kediaman mereka kedatangan tamu istimewa. Bupati Kebumen, Lilis Nuryani, bersama sejumlah pejabat daerah, menyambangi rumah pasangan tangguh ini sebagai bentuk kepedulian dan dukungan moril.

Suratmin, seorang penjahit yang kerap kekurangan orderan, menyambut langsung kunjungan itu. Meski tubuhnya tak sekuat orang lain karena polio yang diderita sejak usia satu tahun, semangatnya terlihat kuat ketika berbincang hangat dengan Bupati.

"Ibu, Alhamdulillah bisa ketemu lagi. Dulu sempat jumpa di Pendopo pas acara makan siang," sapa Suratmin dengan senyum tulus.

Namun perjuangan Suratmin bukan semata soal mencari nafkah. Sejak sang istri, Rusdiantari, mengalami kelumpuhan total usai melahirkan anak pertama mereka di tahun 2021, tanggung jawabnya bertambah. Rusdiantari mengidap cerebral palsy yang membuatnya hanya bisa terbaring tanpa mampu menggerakkan tubuh.

"Sudah empat tahun hanya di tempat tidur, bahkan duduk pun terasa sangat sakit," kata Bupati Lilis saat menjenguk langsung ke kamar Tari, sapaan akrab Rusdiantari.

Dalam kunjungan tersebut, Bupati menyerahkan bantuan berupa susu, pampers, makanan, pakaian, serta perlengkapan penunjang lainnya. Tak hanya itu, Bupati juga memberikan motivasi dan memastikan keluarga ini terus mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah.

Pemerintah daerah, kata Bupati, telah mengatur agar perawatan terapi dan kebutuhan medis Tari dipenuhi secara rutin oleh tim Puskesmas Alian melalui kunjungan ke rumah.

"Kita pastikan kebutuhan medisnya datang langsung ke rumah, karena kondisinya tidak memungkinkan untuk datang ke fasilitas kesehatan," ujar Bupati.

Bukan hanya soal kesehatan, masa depan Nadya Humaira Azzhara (4), putri semata wayang pasangan ini, juga menjadi perhatian. Bupati berkomitmen untuk mencarikan bapak asuh dan membuka akses pendidikan gratis, termasuk kemungkinan bersekolah di pondok pesantren milik yayasan milik Bupati.

"Anak ini harus sekolah hingga tamat. Masa depannya harus kita jamin bersama—pendidikannya, kesehatannya, dan kebutuhan sosialnya," tegas Lilis.

Suratmin pun tak bisa menyembunyikan rasa haru. Ia mengaku sangat bersyukur atas perhatian yang diberikan.

"Terima kasih Ibu Bupati dan jajaran pemerintah. Semoga ke depan, penyandang disabilitas lain juga bisa mendapat perhatian seperti ini," ungkapnya lirih.

Suratmin dan Tari adalah potret keteguhan dalam hidup yang penuh tantangan. Di balik keterbatasan fisik, mereka menyimpan ketabahan luar biasa—yang kini, perlahan, mulai mendapatkan tempat di hati pemerintah dan masyarakat.(*)