![]() |
Menteri Lingkungan Hidup sekaligus Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), Hanif Faisol Nurofiq saat melakukan kunjungan kerja di Kebumen(ft ist) |
Dalam kunjungan ini, Menteri Hanif meninjau langsung dua lokasi strategis pengelolaan sampah: Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kaligending dan Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) di Kelurahan Panjer. Di sana, ia melihat dari dekat proses pemanfaatan sampah menjadi gas metana dan RDF (Refuse Derived Fuel), sebagai solusi energi alternatif.
"Persoalan sampah adalah tantangan nasional yang harus kita jawab bersama. Presiden menargetkan pada 2029, pengelolaan sampah di seluruh Indonesia harus tuntas dan terkelola dengan baik," tegas Menteri Hanif.
Ia menekankan pentingnya peran kepala daerah—gubernur, bupati, dan wali kota—dalam menggerakkan sistem pengelolaan sampah di wilayahnya. “Kerja sama lintas sektor sangat penting demi terciptanya lingkungan yang bersih dan bebas sampah (zero waste),” lanjutnya.
Menteri Hanif mengapresiasi terobosan Pemkab Kebumen dalam memanfaatkan sampah, baik sebagai bahan bakar alternatif (RDF) maupun sebagai sumber energi rumah tangga lewat gas metana. Namun, ia mengingatkan bahwa tantangan masih besar.
"Dengan penduduk 1,4 juta jiwa, seharusnya Kebumen menghasilkan sekitar 700 ton sampah per hari. Tapi data menunjukkan hanya 100 ton yang dikelola di dua TPA. Artinya, sekitar 600 ton sampah masih tercecer di lingkungan," ungkapnya.
Menurut Hanif, penanganan sampah harus dilakukan secara terstruktur dari hulu hingga hilir: mulai dari pengurangan di sumber (rumah tangga dan produsen), proses pemilahan dan pengangkutan, hingga pengolahan akhir di TPA.
Bupati Lilis Nuryani menyatakan kunjungan Menteri Hanif menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi pusat-daerah dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
“Kami sudah mulai mengelola sampah dari sumbernya untuk mengurangi beban ke TPA. Target kami jelas: zero waste to landfill,” ujarnya.
Pemkab juga telah mengadopsi berbagai inovasi teknis di TPA Kaligending dan Semali, seperti:
Pemanfaatan air lindi sebagai alat mitigasi kebakaran dan penghasil biogas,
Pemanfaatan gas metana untuk 57 rumah tangga di Kaligending dan 21 rumah di Semali,
Rehabilitasi TPA lewat penambangan landfill,
Penanaman pohon nyamplung sebanyak 600 batang sebagai bagian dari program kemandirian energi.
Selain itu, Pemkab menggandeng PT Solusi Bangun Indonesia (PT SBI) untuk memproduksi RDF. Produksi awal di TPST Kebumen sudah berjalan dengan kapasitas 1 ton per jam, dan direncanakan akan diuji kirim ke pabrik semen di Cilacap.
"InsyaAllah Agustus 2025 kami mulai pembangunan pabrik RDF di Gombong, dengan target 20 ton RDF dari 40 ton sampah per hari. Tahun 2026, kami lanjutkan dengan pembangunan pabrik RDF dan penambangan landfill di Kaligending," papar Bupati Lilis.
Bupati juga menyampaikan harapannya kepada pemerintah pusat untuk terus mendukung dari sisi regulasi, teknologi, hingga pendampingan teknis.(*)