![]() |
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Kebumen, Dr. H. Sukarno, M.M saat menghadiri kegiatan Bimbingan Manasik Haji tingkat Kecamatan Ambal.(ft ist |
Dalam penyampaiannya, Sukarno menekankan pentingnya memahami budaya Arab dan menjunjung tinggi etika selama berada di Makkah dan Madinah. Ia mengingatkan bahwa para jemaah membawa nama baik, bukan hanya pribadi, tapi juga Kabupaten Kebumen dan Indonesia.
“Jangan merasa paling tahu, apalagi sombong. Kita tamu di negeri orang, maka jagalah sikap, etika, dan rendah hati,” tegasnya.
Sukarno mengingatkan agar para jemaah menghindari tiga sikap yang bisa mencederai kesempurnaan ibadah:
Rafas: Ucapan atau tindakan tak senonoh, termasuk kata-kata kasar dan perilaku tidak pantas.
Fusuq: Tindakan maksiat, mencela, atau melanggar nilai-nilai syariat.
Jidal: Perdebatan yang memicu konflik atau merasa paling benar sendiri.
*Kalau ingin hajinya mabrur, jaga lisan, kendalikan emosi, dan hindari debat yang tak perlu,” ujarnya lugas.
Ia juga menekankan pentingnya saling menjaga dan membangun harmoni di antara sesama jemaah. Menurutnya, ibadah haji bukan hanya soal kekuatan fisik, tapi juga kesiapan mental dan sosial.
> “Kami berharap jemaah dari Kebumen bisa tampil sebagai contoh akhlak yang baik, bukan hanya di Tanah Suci, tapi juga sekembalinya ke tanah air,” tuturnya.
Pembekalan ini merupakan bagian dari persiapan intensif Kemenag Kebumen untuk memastikan jemaah siap lahir batin sebelum menunaikan rukun Islam kelima.
Mengakhiri materinya, Sukarno berharap para jemaah menjadikan haji sebagai tonggak perubahan diri yang nyata.
“Bukan sekadar pulang membawa gelar haji, tapi juga pulang dengan karakter yang lebih matang, akhlak yang lebih santun, dan semangat untuk menjadi agen kebaikan di masyarakat,” pungkasnya.(*)