![]() |
Acara Pembinaan Validasi dan Pendataan Perpustakaan Masjid, di ruang teater Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Disarpus) Kabupaten Kebumen.(ft sk/ist |
Dalam sambutannya, Salim menekankan bahwa masjid tak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tapi juga sebagai pusat literasi dan edukasi umat.
“Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk memvalidasi dan memperbarui data perpustakaan masjid di Kebumen. Dengan data yang akurat, kita bisa merancang program pembinaan yang tepat dan menggandeng berbagai pihak untuk menghidupkan fungsi edukatif masjid,” jelasnya.
Menurutnya, data yang valid adalah pondasi kebijakan yang efektif. Tanpa itu, program hanya akan berjalan di tempat.
Ia juga berharap perpustakaan masjid tak sekadar jadi tempat menyimpan buku, tapi benar-benar menjadi ruang belajar yang hidup bagi masyarakat.
“Bayangkan kalau setiap masjid punya perpustakaan aktif. Anak-anak muda datang bukan cuma untuk salat, tapi juga membaca dan berdiskusi,” ungkap Salim penuh semangat.
Kegiatan ini juga menjadi ajang evaluasi atas kondisi perpustakaan masjid yang masih belum maksimal pengelolaannya. Banyak perpustakaan belum berfungsi optimal karena keterbatasan SDM dan perhatian dari pengurus.
Karena itu, ia mendorong pendataan ini jadi langkah awal menuju pembinaan yang lebih serius dan berkelanjutan.
“Perpustakaan masjid yang hidup akan membawa warna baru dalam dakwah Islam di era sekarang,” tegasnya.
Salim juga menekankan pentingnya kerja sama antara Kemenag, pengurus masjid, dan lembaga lain seperti Disarpus. Ia pun mengapresiasi Disarpus Kebumen atas dukungan dan kesediaannya menjadi tuan rumah kegiatan ini.
“Kita tidak bisa bekerja sendiri. Harus ada sinergi,” ujarnya.
Selain itu, para penyuluh dibekali pengetahuan teknis soal pendataan, validasi, dan pelaporan kondisi perpustakaan masjid di wilayah mereka. Harapannya, akan tercipta basis data yang akurat dan bisa dipertanggungjawabkan.
Ke depan, Salim juga membuka peluang adanya penghargaan atau insentif untuk masjid yang aktif dan inovatif dalam mengembangkan perpustakaannya.
Menutup sambutannya, Salim mengajak seluruh peserta menjadikan kegiatan ini sebagai awal kebangkitan literasi berbasis masjid.
“Mari jadikan masjid sebagai sumber ilmu, tempat tumbuhnya semangat membaca dan belajar,” pungkasnya.(*)