Badko LPQ Kebumen Gelar 10 Jenis Lomba


Ketua Badko LPQ Kebumen Hakim Musaffa Syatibi.(ft SK/ist)
KEBUMEN, (seputarkebumen.com)- Ratusan anak TPQ dari berbagai kecamatan berkumpul di Universitas Maarif Nahdlatul Ulama (UMNU), Minggu (19/11). Mereka datang untuk mengikuti lomba yang digelar Badan Koorinasi Lembaga Pendidikan Quran (Badko LPQ).

Ketua Badko LPQ Kebumen Hakim Musaffa Syatibi mengatakan, lomba bertajuk Festival Anak Soleh (Fasi) tersebut sudah digelar kali keempat. Kegiatan ini sengaja digelar sebagai ajang mengasah kemampuan kognitif kalangan anak TPQ di Kebumen. "Kami percaya, setiap anak pasti punya potensi. Nah festival sekarang jadi momentum skrining,"  jelasnya.

Hakim menyampaikan, kegiatan lima tahunan ini juga sekaligus rangkaian seleksi untuk menghadapi kompetisi serupa di tingkat provinsi hingga nasional. Pada festival itu dibuka 10 jenis perlombaan. Antara lain ceramah agama, nasyid islami, tartil dan qiraati quran serta ikrar dan putisasi terjemah quran. Setiap lomba diikuti secara perorangan maupun berkelompok. "Habis ini pemenang berhak ikut ke provinsi sampai tingkat nasional di Makasar," beber Hakim.

Catatan panitia festival ada 240 anak yang ikut berkompetisi. Mereka datang dari 21 kecamatan. Hingga perhitungan poin akhir, kafilah atau perwakilan Kecamatan Kebumen keluar sebagai juara umum. "Kami ikut petunjuk teknis dari atas. Supaya enak, pasca tingkat kabupaten langsung ke provinsi," ucapnya.

Dia menyebut, di Kebumen sendiri ada 1.138 TPQ dan sejenisnya. Masing-masing merupakan lembaga yang fokus membidani pendidikan quran di berbagai jenjang. Menurutnya, sampai sekarang TPQ masih eksis sebagai lembaga pembentukan karakter religius sejak usia dini. "Tentu kategori lomba disesuaikan. Dari festival ini semoga jadi pemantik semangat anak mengaji," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Kebumen Ristawati Purwaningsih menyampaikan, pemerintah kabupaten (pemkab) Kebumen terus memberikan perhatian terhadap keberlangsungan TPQ. Ia tak memungkiri keberadaan lembaga pendidikan quran memiliki peran strategis dalam pembentukan karekter generasi bangsa. "Tunjangan bagi guru TPQ sudah kami berikan, walaupun nominal belum sesuai yang diharapkan," jelasnya.

Ristawati mewanti-wanti agar pendidik TPQ lebih menaruh perhatian terhadap perkembangan teknologi. Sebab, jika tidak anak-anak akan ikut terbuai dan larut. "Sekarang sudah era globalisasi, segala teknologi tidak terbendung. Bagaimana tugas kita menyeleksi agar kebiasaan tidak baik dapat dihindarkan," pungkasnya.(*)