Raih 268 Suara,Dosen Unimugo Gombong Terpilih Pimpin Muhammadiyah Kebumen



Pimpinan PDM Kebumen Ustadz Puji Handoko.(ft dok ist)
KUTOWINANGUN, (seputarkebumen.com)- Musyawarah Daerah (Musda) ke-48 Muhammadiyah Kebumen berlangsung lancar dan sukses. Gelaran lima tahunan itu memutuskan Puji Handoko sebagai pucuk pimpinan baru Muhammadiyah Kebumen periode 2023-2028.

Biasa dipanggil Ustadz Puji Handoko  seorang dosen Unimugo Gombong yang mengajar Matari Kemuhammadiyahan secara resmi menggantikan ketua PDM periode lalu, yang kini masuk di struktur pimpinan wilayah. Proses pemilihan pimpinan PDM tersebut berlangsung di SMK Muhammadiyah Kutowinangun, Sabtu (20/5) dengan menggunakan sistem e-voting.

Puji akan mengemban amanah periodesasi ini bersama Imam Romzan Fauzi yang ditunjuk sebagai Sekretaris PDM Kebumen. Berdasar hasil rekapitulasi, Puji mengantongi 268 suara sah dari jumlah pemilih sebanyak 341 orang. Dia bersaing melawan rivalnya, Abdul Rais dengan selisih 72 suara. "Musda kali ini cukup meriah, karena undangan ada seribu, baik internal persyarikatan maupun eksternal," kata Ketua Panitia Musda Rohmat Ari Susanto.

Ari menjelaskan, dari 39 kandidat pimpinan PDM Kebumen, terdapat empat orang teranulir. Mereka dinyatakan tidak bisa mengikuti prosesi musda karena terbentur aturan rangkap jabatan. Lebih lanjut, dari hasil perolehan perhitungan suara itu kemudian terpilih 13 unsur pimpinan. 

Proses berikutnya lantas dibentuk tim formatur berdasar asas kolektif kolegial. Tim ini bertugas menentukan struktur pimpinan sesuai kapasitas dan latar belakang. "Berbagai background keilmuan ada. Mulai dokter, pengusaha, ustadz sama guru. Komplet sudah," ungkapnya.

Selain pemilihan unsur pimpinan PDM, musda juga menjadi momentum pemilihan pimpinan Asisyiyah Kebumen (PDA). Pada kesempatan itu, Navi Agustina dipercaya sebagai Ketua PDA Kebumen didampingi Ida Betanursanti selaku sekretaris.

Sementara itu, Wakil Ketua PWM Jawa Tengah Abduh Hisam mengatakan, kegiatan musda menjadi sangat penting karena untuk ruang evaluasi persyarikatan. Sekaligus wadah dalam merumuskan kebijakan satu periode ke depan. "Ini menjadi forum sangat baik, Muhammadiyah harus berkiprah menjadi gerakan amal dan ilmu," ucapnya.

Dia mengapresiasi, kontribusi Muhammadiyah cukup dirasakan masyarakat Kebumen. Terbukti berbagai organisasi otonom berjalan efektif, mulai dari sektor pendidikan, usaha hingga kesehatan. "Di kabupaten se Jawa Tengah, tidak semua ada RS Muhammadiyah, untuk mendirikan satu saja sangat sulit. Tapi di Kebumen ada empat RS PKU. Bayangkan itu," pungkasnya.

Abduh menyampaikan, Muhammadiyah harus konsisten sebagai motor pergerakan. Menurut Abduh sudah saatnya kader Muhammadiyah berdiaspora mengisi jabatan penting di berbagai organisasi. "Tidak hanya di internal. Kalau perlu di luar jadi pimpinan NU," kelakar Abduh. (*)