![]() |
Kakek Sanreja alias kakek mingin saat menerima bantuan uang 20 juta dari komunitas sedulur kebumen yang diserahkan Bupati Arif Sugiyanto.(ft SK/ist) |
Bupati Kebumen H Arif Sugiyanto SH bersama Wakil Bupati Hj Ristawati Purwaningsih SST MM meninjau ke lokasi, Jumat 9 September 2022. Turut mendampingi Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kebumen Drs Fajar Sukristyawan SH MH, Ketua DPRD Kebumen H Sarimun SSy dan sesepuh Sedulur Kebumen Sugeng Budiawan.
Tak hanya itu, Bupati bersama Wabup langsung menyerahkan bantuan berupa uang tunai sebesar Rp 20 juta dari Sedulur Kebumen.
Bantuan uang tunai berasal dari para donatur anggota Sedulur Kebumen yang berada di Kebumen maupun luar kota. Salah satunya bantuan datang dari Mayjen TNI Heri Wiranto SE MM MTr, Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara Kemenko Polhukam yang asli Gombong.
Bupati Kebumen H Arif Sugiyanto SH mengapresiasi atas apa yang dilakukan oleh komunitas Sedulur Kebumen yang dimotori oleh pengusaha Sugeng Budiawan. Bantuan tersebut merupakan bentuk kerjasama dengan berbagai pihak.
Saya atas nama Bupati Kebumen mengucapkan terima kasih kepada teman-teman Sedulur Kebumen yang tetap giat untuk menyatukan seluruh komponen di Kebumen dalam rangka bedah rumah,” ujar Arif Sugiyanto.
Bupati melihat bedah rumah yang diinisasi oleh Sedulur Kebumen bukan hanya pada sisi uangnya, tetapi bagaimana kebersamaan yang lebih penting.
Sesepuh Sedulur Kebumen Sugeng Budiawan mengatakan bahwa bedah rumah kali ini sudah yang ke-37. Adapun teknis pembangunan rumah Sanreja akan dilakukan oleh perangkat desa setempat. Rumah akan dibangunkan di tanah milik H Marno warga desa setempat yang lokasinya sekitar 100 meter dari rumah sebelumnya yang berdiri di tanah milik Robiatun.
“Saat ini, kami juga sedang menghimpun dana untuk program bedah rumah yang ke-38 milik Tujiono di Desa Kedungdowo, Kecamatan Poncowarno, Kebumen,” ujarnya.
Kekek Mingin mengaku senang dan mengucapkan terima kasih kepedulian kepada dirinya. Selama ini, pria asli Desa Kedawung, Kecamatan Pejagoan, Kebumen tinggal di gubuk reot sendirian. Istrinya asal Desa Pandansari, Kecamatan Sruweng, Kebumen sudah lama meninggal dunia. Dari pernikahan itu, Sanreja tidak dikaruniai keturunan.
Di usianya yang sudah lanjut, Sanreja ulet dan masih produktif. Dia bahkan menyewa 40 ubin sawah untuk digarap. Saat panen berhasil dia bisa membawa pulang 3 kwintal padi kering giling. Namun pada panen kali ini dia hanya bisa membawa pulang dua sak padi kering giling.
Sementara itu Sanreja juga memelihata ayam. Ada sembilan ayam yang dia punya dengan besaran yang berbeda-beda. Ayam-ayam itu tinggal satu ruangan dengan dirinya.
Untuk makan sehari-hari, Sanreja terkadang memasak nasi sendiri. Tetapi seringkali dia diberi naik dan lauk dari para tetangganya.(*)