Hadirkan Wakil Ketua PWI Kebumen, Siswa MAN 1 dilatih Menulis Berita


Siswa MAN 1 Kebumen berfoto bersama setelah mengikuti pelatihan jurnalistik.(ft SK/ist)
KEBUMEN, (seputarkebumen.com)- Mengasah kemampuan siswa dalam hal jurnalistik, Madrasah Aliah Negeri 1 Kebumen dilatih menulis berita dan pengambilan angle gambar yang baik dan benar. Pelatihan di kemas dalam bentuk kegiatan Reorganisasi dan Workshop Jurnalistik tahun ajaran 2021/2022.


Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala Sekolah MAN 1 Kebumen Drs. H. Wachid Adib, M.Si. di Gedung Olah Raga (GOR) Sekolah setempat, Rabu 22 Juni 2022. Acara mengambil tema, ‘’Keinginan Membangun Pengetahuan, Pengetahuan Membangun Perubahan’’ dengan menghadirkan dua narasumber M Tohri dan Arta Aditiya.


Kepala Sekolah Wachid Adib menjelaskan, pelatihan ini diikuti sekitar 42 siswa yang tergabung dalam Jurnalistik Suara Madrasah. Ini bertujuan untuk memberikan bekal khususnya kepada para Tim jurnalistik sekolag agar memiliki kecerdasan dan berpengetahuan luas terutama dalam membuat atau menulis berita.


‘’ Semoga dengan pelatihan ini, para jurnalis sekolah bisa lebih handal dalam menulis berita maupun pengambilan angle gambar berita. Termasuk mamahami kaidah bahasa jurnalistik, dengan begitu nantinya para siswa dapat menerapkannya di jurnalis sekolah,’’ujarnya.


Sementara itu, dalam materinya, M Tohri memaparkan beberapa poin penting yang harus di pahami jurnalis. Ini meliputi tentang kode etik jurnalistik, teknik peliputan, wawancara, teknik menggali informasi, dasar bahasa jurnalis hingga cara penulisan berita yang baik dan benar.


Menurut Tohri, dalam menulis berita tidak mencampurkan fakta dan opini, data dan fakta yang disajikan sesuai dengan peristiwa asli, tidak ditambah atau dikurangi, bahasa yang menarik mudah dipahami dan mengandung kelengkapan unsur berita (5W+1H), urut serta Kalimat yang digunakan singkat, padat dan jelas. 


‘’ Termasuk cara menyunting berita dan sumbernya valid bisa dipertanggungjawabkan serta pembuatan judul harus mewakili isi berita. Jangan sampai judul dengan isi tidak sama, jadi haru nyambung,’’jelas Tohri yang sekaligus Wakil Ketua PWI Kebumen itu.

 Tohri mengatakan, berita sebelum diunggah wajib di sunting. Dimana, menyunting berarti menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa yang menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat. Untuk itu, diperlukan keterampilan khusus.


‘’Kalimat dibuat sebaiknya lebih efektif, efisien, sesuai dengan kaidah bahasa jurnalistik, hemat kata dan buang kata yang tidak penting. Susunan unsur berita 5W1H --unsur waktu di depan dipindahkan ke tengah atau ke belakang dan mengedepankan unsur subjek/pelaku,’’imbuhnya.


Selain itu Tohri juga menyampaikan struktur berita terdiri dari 5 komponen, yaitu mulai dari Judul, teras berita atau lead, perangkai, tubuh berita dan kaki. Penulisan berita menganut prinsip penulisan piramida terbalik, dimana menempatkan informasi dengan urutan prioritas paling penting di bagian atas. Kemudian di susunan berikutnya dengan derajat penting yang semakin rendah.


‘’ Piramida Terbalik adalah sebuah konsep, formula, struktur, atau pola penulisan berita, yaitu informasi yang paling menarik dan penting ditempatkan di bagian awal naskah, isi, atau tubuh berita. Dengan demikian, wartawan langsung menyampaikan informasi terpenting di alinea pertama alias lead,’’tegasnya.


Kemudian cara membuat judul berita. Judul berita yang baik ditulis maksimal 10 kata dan harus memenuhi tujuh syarat. Diantaranya, provokatif, singkat-padat, relevan, fungsional, formal, representatif, menggunakan bahasa baku dan spesifik


‘’Judul adalah identitas. tanpa judul, tulisan sehebat apapun tidak ada artinya. Judul berita yang baik berupa kalimat, minimal terdiri dari Subjek dan Predikat.’’katanya.


Lebih lanjut Tohri menerangkan tentang pokok cara membuat lead atau teras berita hendaknya ringkas. Lead berita menempati paragraf pertama berita harus mencerminkan pokok terpenting berita. Penulisan lead berita sebaiknya tidak melebihi 3 kalimat atau maksimal 35 kata.


Tohri menandaskan, Isi lead berita harus mencerminkan judul berita. Artinya antara judul dan lead berita harus sesuai. Lead berita juga harus mampu memberikan gambaran utuh mengenai isi berita. Hal itu bertujuan agar pembaca mampu menangkap isi berita dari leadnya. 


‘’ Teras berita hendaknya ditulis dalam satu atau dua kalimat saja. Hindari memulai teras berita dengan unsur berita “when” (kapan) atau “where” (di mana), kecuali keduanya merupakan unsur terpenting. Kebanyakan teras berita dimulai dengan unsur “who” (siapa) dan “what” (apa). Dalam teras berita tentang peristiwa yang akan terjadi, unsur waktu, hari (tanggal), dan tempat biasanya ditempatkan di akhir paragraf.’’tandasnya.


Adapun materinya selanjutnya tentang teknik pengambilan angle gambar berita hingga cara membuat content viral. Dalam hal ini Arta Aditiya mengatakan, pengambilan gambar merupakan hal yang sangat krusial dalam penyampaian informasi dalam sebuah berita. Pengambilan gambar haruslah peka terhadap suatu peristiwa dan momen tertentu sehingga mampu menyoroti sisi lain yang luput dari pandangan masyarakat. 


‘’ Dalam membuat sebuah dokumentasi yang baik, maka diperlukan pemahaman etika dan konsep jurnalistik yang tepat sehingga momen penting yang terjadi pada sebuah kegiatan dapat tersampaikan dengan utuh meskipun hanya melalui sebuah gambar.’’jelasnya.(*)