Gerbang utama menuju makam syeh Baribin di desa Grenggeng Karanganyar.(ft sk/ist) |
KARANGANYAR, (seputarkebumen.com)- Sempat ditutup karena pandemic covid-19, kini makam Syeh Baribin di Desa Grenggeng Kecamatan Karanganyar kembali ramai dikunjungi para peziarah. Tak hanya peziarah lokal kebumen, makam yang menjadi wisata religi sekaligus cagar budaya ini juga sering dikunjungi peziarah dari luar daerah. Terlebih jelang bulan suci ramadhan.
Seperti tanpak pada Kamis 17 Maret 2022. Peziarah dari berbagai daerah begitu antusias datang ke makam ini. Mereka dari Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Wonosobo hingga luar Jawa Tengah.
Salah seorang Juru kunci makam, Riyadi Kadir (57) menjelaskan Raden Haryo Baribin atau dikenal dengan Syeh Baribin sendiri merupakan Keturunan Raja Brawijaya V. Syeh Baribin merupakan tokoh penyebar agama islam di tanah Jawa hingga akhirnya beliau menetap dan wafat di Gunung Wulan yang menjadi cikal bakal Desa Grenggeng.
“Asal usul nama Desa Grenggeng dari sini, dulunya ini namanya Gunung Candi Wulan, dengan adanya makam ini sering terdengar suara gemrenggeng dan akhirnya dijadikan nama Desa Grenggeng”, jelas Kadir.

Dirinya menambahkan, Makam Syeh Baribin ramai dikunjungi pada bulan Syura dan juga bulan Ruwah atau Saban seperti saat ini. Pada saat bulan Saban, ratusan bahkan hingga ribuan peziarah datang, dan puncaknyanya biasanya di pertengahan bulan Saban.
“Kalau di bulan Saban itu dalam sebulan bisa ribuan peziarah yang datang kemari” imbuhnya.
Sementara itu, Perangkat Desa Grenggeng Anung Pratama mengatakan, makam Makam Syeh Baribin dijadikan destinasi Wisata Religi Desa Grenggeng sejak tahun 2014. Warga bersama-sama pemerintah desa gotong royong melakukan pengelolaan dan penataan berbagai fasilitas terutama akses jalan menuju makam. Dengan dijadikanya wisata religi ini juga berdampak positif bagi masyarakat sekitar, warga bisa mendapat tambahan pendapatan.
“Tentunya masyarkat bisa mendapat tambahan pendapatan, baik sebagai tukang ojek juru parkir maupun pedagang”, Kata Anung.
Untuk menuju ke makam, pengunjung harus menempuh jarak sekitar 1,2 kilometer dari terminal atau tempat parkir. Peziarah juga dapat memanfaatkan ojek motor dengan tarif 10 ribu rupiah untuk sampai ke lokasi. Pengunjung makam tidak dikenakan biaya apapun, hanya disediakan kotak infak bagi para peziarah yang ingin berinfak secara suka rela.
Anung menambahkan, kedepan wisata religi makam Syeh Baribin akan terus berbenah untuk mengembangkan fasilitas-fasilitas yang ada, sehingga semakin menarik minat peziarah untuk datang kemari.
“Kita tidak mau ayem-ayem, kita akan terus berbenah agar pegunjung bisa semakin ramai untuk datan kemari”, pungkasnya.(*)