Bupati Kebumen Arif S saat meninjau jembatan putus di desa desa Weton Puring.(ft sk/ist) |
KEBUMEN, (seputarkebumen.com)- Bupati Kebumen Arif Sugiyanto bersama sejumlah pimpinan OPD, dan juga BPBD dan PMI kembali turun ke lapangan untuk memantau situasi pasca hujan deras pada Selasa dini hari (15/3) yang menyebabkan banjir, longsor dan jembatan rusak di beberapa titik.
Pada kunjungan keduanya, Rabu (16/3) Bupati mendatangi jembatan rusak yang menghubungkan Desa Weton Kulon dan Pesuruan di Sungai Telomoyo, Puring. Jembatan beton tersebut terlihat putus tidak bisa lagi digunakan oleh warga untuk menyebrang.
"Saya sudah minta Dinas PUPR untuk berkoordinasi dengan BNPB karena ini kebencanaan, maka ini masuk ranah BNPB," ujar Bupati.
Tidak hanya itu, Bupati juga meninjau empat lokasi titik longsor di desa terpencil di Kecamatan Ayah, yakni Desa Kalibangkang, Telegosari, Argosari, dan Desa Argopeni. Longsor membuat akses jalan yang menghubungkan desa-desa tersebut terputus.
"Di wilayah pegunungan Ayah, di sisi selatan ini banyak terjadi longsor karena hujan deras. Longsor menutup jalan seperti di Kalibangkang, Telegosari, Argosari dan Argopeni yang menghatam rumah warga sampai temboknya jebol. Ini terus kita pantau agar cepat tertangani," ujar Bupati.
Bupati menyebut, pihaknya sudah menyiapkan alat berat untuk membersihkan lumpur yang berada di jalan. Beko atau alat berat itu sudah berada di Telegosari, dan langsung digunakan bekerja untuk penanganan kebencanaan agar cepat teratasi.

Disampaikan bahwa hujan deras di Kebumen telah menyebabkan banjir di 18 kecamatan dan 56 desa. Begitu juga tanah longsor yang berada di 36 desa, serta 2 jembatan rusak di puring dan Ayah. Banjir bukan hanya melanda daratan rendah. Namun juga di daratan tinggi Ayah.
"Seperti di Kalibangkang ini, karena letaknya ada di cekungan, meksipun ini dataran paling tinggi warga ada yang kebanjiran air masuk berkumpul di sini. Kedalamannya sampai 2 meter. Jadi kemarin mereka pada ngungsi, alhamdulillah sekarang sudah surut, tinggal bersih-bersih," jelasnya.
Menurut laporan warga, Bupati menyatakan, banjir saat ini menjadi yang terparah dalam beberapa puluh tahun terakhir. Ayah disebut menjadi kecamatan terparah. Bupati juga kembali menyempatkan diri melihat tempat pengungsian ke Kedungweru yang dikunjungi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo Rabu malam.
"Alhamdulillah sudah surut, masyarakat sebagian sudah pulang untuk bersih-bersih rumah. Jumlah pengungsi tinggal sekitar 400, yang tadinya ada 1292 jiwa. Saya mengimbau kepada warga agar tetap waspada karena musim hujan, dan Alhamdulillah tadi Pak Ganjar sudah datang, paling tidak sudah bisa membuat warga tersenyum," jelasnya.
Bupati memastikan, semua kebutuhan makanan pokok untuk para pengungsi beserta obat-obatan dan alat pembersih diri, serta peralatan tidur tercukupi. Pemerintah juga turut dibantu dari para relawan baik dari Muhammadiyah, NU, PMI dan lain sebagainya. Bantuan sembako juga terus diberikan pemerintah kepada para korban banjir.(*)