PDIP Kebumen Sodorkan Politik Wajah Kebudayaan


KEBUMEN (seputarkebumen.com)- DPC PDI Perjuangan Kebumen terus berkomitmen merawat semangat nasionalis dengan menumbuhkan serta memberdayakan nilai-nilai kebudayaan sebagai sumber kearifan lokal.Kebudayaan dinilai sebagai perekat persatuan segenap energi bangsa yang mulai ditinggalkan bahkan kian menghilang akibat lunturnya semangat nasionalisme.

Tak jarang, partai besutan Megawati Soekarno Putri tersebut kerap menghadirkan beragam budaya yang merupakan kearifan lokal dalam setiap agenda kerja partai.

Seperti yang dilakukan hari ini, dua penari tampak piawai saat mengiringi pembukaan kegiatan penjaringan aspirasi masyarakat atau reses Wakil Ketua Komisi 1 DPR RI, Utut Adianto di Kantor DPC PDI Perjuangan Kebumen, Jalan HM Sarbini No.38 Kebumen.

“Makna nasionalisme ini dapat ditumbuhkan dan diaktualisasikan dalam kehidupan nyata dengan berbudaya, sebagai entitas bangsa kita tentunya harus bangga karena tidak dimiliki oleh bangsa lain,” terang Ketua DPC PDI Perjuangan Kebumen, Saiful Hadi, Sabtu (1/5/2021).

Langkah itu, lanjut Saiful, sekaligus tindak lanjut HUT ke-48 PDI Perjuangan yang mengusung tema tentang pelestarian budaya bangsa. Konsep tersebut menurutnya tidak terlepas dari poin ketiga nilai dasar ajaran Trisakti Bung Karno pada awal kemerdekaan Indonesia.

“Selain menjalankan instruksi partai, kita sedang mengamanlkan ajaran Bapak Proklamator yakni berdaulat di bidang politik, berdikari (berdiri di atas kaki sendiri) di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang kebudayaan,” imbuhnya.

Pada kesempatan itu, tari Gambyong dibawakan oleh dua penari bernama Puspita (22) dan Riski (22). Berbekal ilmu seni tari yang diperoleh kala duduk dibangku SMA dulu, keduanya memukau tamu undangan dari unsur PAC dan sayap partai.

“Tari Gambyong ini memang kan ditunjukan untuk tari pertunjukan dan menyambut tamu. Kita belajarnya dulu ada ekstrakulikuler, saya dulu di SMKI Solo jadi sudah punya dasar,” kata penari Puspita.

Ia berharap, sebagai ajang pelestarian budaya khususnya kepada kaum milennial agar sendra tari maupun jenis kesenian lain untuk dipentaskan baik acara formal maupun non formal.

“Kalau di Solo atau Jogja anak-anak sudah lazim dengan tarian. Tapi saya lihat di Kebumen masih jarang dan terlihat asing gitu. Maka perlu sentuhan atau treatmen khusus agar tari sebagai kekayaan kita tetap terjaga,” tutur dia yang juga kader PDI Perjuangan.

Terpisah, Wakil Bupati Kebumen, Ristawati Purwaningsih mengapresiasi upaya yang dilakukan untuk memunculkan embrio baru untuk mencintai budaya sendiri. Ia mendukung penuh pola pembangunan daerah yang dibangun dan digali dari nilai budaya.

“Kita punya tugas untuk menumbuhkan berkepribadian dalam kebudayaan. Dalam keseharian, juga harus mencerminkan budaya ketimuran seperti gotong-royong dan toleransi yang dituangkan dalam sebuah seni dan budaya,”  

Bagi Rista, budaya daerah sebagai kearifan lokal atau local wisdom perlu digaungkan, karena cukup relevan dengan kondisi bangsa yang tengah menghadapi gerbang globalisasi dan modernisasi.

“Kita harus punya jati diri agar tidak terhempas oleh gelombang kemajuan zaman. Outputnya tentu untuk membentuk karakter atau kepribadian. Sesuai visi misi kita, tidak hanya sejahtera tapi juga ada poin berakhlak,” pungkasnya. (hfd)