![]() |
Ketua Paguyuban Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat (Pakasa) Cabang Kebumen, KRT Arif Priyantoro Rekso Budoyo |
KEBUMEN,
(seputarkebumen.com)- Siapa sangka dalam menentukan titik lokasi berdirinya Keraton
Kasunanan Surakarta ada campur tangan KRT Aroengbinang I. Satu sosok yang
melahirkan Bupati Kebumen pertama pasca peralihan dari Kadipaten Panjer.
Hal itu diungkapkan, Ketua Paguyuban
Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat (Pakasa) Cabang Kebumen, KRT Arif Priyantoro
Rekso Budoyo saat audiensi bersama Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto, baru-baru
ini.
Ia menjelaskan, KRT
Aroengbinang I atau Kyai Hanggawangsa masyhur di kalangan Keraton Surakarta
sebagai orang berpengaruh yang turut menentukan titik letak pembangunan Keraton
Surakarta Hadiningrat.
“Akhirnya di tentukanlah
kraton kasunanan surakarta hadiningrat di desa Solo. Masukan dan pertimbangan
Kyai Hanggawangsa sebagai ahli nujum sangat berpengaruh dalam keputusan
Pakubuwono II,” paparnya.
Lebih lanjut, dalam bukunya berjudul
‘Life in the Javanese Keraton’, Aart van Beek’ dijelaskan bahwa Pakubuwono II membentuk
satu tim khusus untuk menentukan lokasi yang tepat bagi Keraton.
Tim tersebut terdiri dari
Patih Jawi Adipati Pringgalaya, Patih Lebet Adipati Sindureja, dan Mayor
Higendorp. Tak hanya itu, Pakubuwono II juga menyertakan beberapa ahli nujum
seperti Tumenggung Hanggawangsa, Mangkuyuda, dan Puspanegara.
“Tim tersebut dipercaya menentukan
letak di bangun nya Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, yang didalamnya ada
Aroengbinang I,” imbuhnya.
Berangkat dari hal tersebut,
keterkaitan sosok KRT Aroengbinang I dengan Keraton Kasunanan Surakarta ingin memberi
kontribusi semangat ngenghidupkan kembali hubungan berdasarkan fakta sejarah
dan silsilah leluhur Kebumen.
“Kebumen tidak bisa lepas
dari dimana beliaulah yang menurunkan KRT Aroengbinang IV, beliau lah Bupati
pertama Kebumen,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Pakasa Cabang
Kebumen juga melakukan deklarasi untuk Cabang Kebumen. Beberapa kegiatan yang
telah terlaksana seperti jamasan pusaka kanjengan Kabupaten Kebumen, penulusuran
fakta sejarah serta mengedukasi masyarakat khususnya bagi generasi muda agar
tidak lupa sejarah yang dimiliki.
“Kami hadir untuk
melestarikan budaya, serta nguri sejarah leluhur biar tidak kepaten obor. Jagan
sampai rantai sejarah kita terputus karena tidak ada yang peduli. Itu kekayaan
yang tidak dimiliki bangsa lain,” kata KRT Arif Priyantoro. (hfd)