Warga Kalijering Diminta Tabuh Kentongan Jika Terjadi Hujan Selama 2 Jam

Tim SAR gabungan evakuasi korban longsor di Desa Kalijering, Kecamatan Padureso, Kebumen yang terjadi pada Selasa (9/2). (Foto : SK/Ist)


KEBUMEN, (seputarkebumen.com)- Sebagai upaya mitigasi bencana, warga Desa Kalijering, Kecamatan Padureso, Kebumen diminta memberikan sinyal bahaya dengan menabuh kentongan jika terjadi hujan yang berlangsung selama dua jam.

Komunitas Tanggap Bencana Kebumen menyarankan, hal itu perlu dilakukan sebagai mitigasi jangka pendek guna antisipasi kejadian serupa yang sebelumnya merenggut tiga nyawa warga setempat akibat tertimbun material longsor.

“Apabila hujan deras terjadi selama minimal 2 jam, maka penduduk yang tinggal di bagian bawah lereng harus segera dievakuasi dengan membunyikan kentongan atau sumber suara lainnya yang disepakati,” kata relawan Komunitas Tanggap Bencana Kebumen, Marufin Sudibyo, Selasa (23/2/2021).

Selain itu, warga juga diminta menciptakan sistem peringatan dini sederhana dengan cara memantau serta mengambil tindakan jika curah hujan berlangsung cukup lama.

“Mengukur waktu terjadinya hujan deras dengan jam oleh penanggung jawab yang disepakati,” terang dia.

Bersama tim, Marufin telah merangkum sebuah kajian yang memuat sejumlah temuan, mekanisme terjadinya longsor serta upaya antisipasi bersifat jangka pendek hingga jangka panjang.

“Terkait peristiwa Bencana gerakan Tanah Kalijering 2021 maka komunitas Tanggap Bencana Kebumen mencoba menganalisis kemungkinan faktor penyebab dan faktor pengontrol,” paparnya.

Kajian itu dilakukan dengan berbagai metode, seperti mengambil gambar di sekitar lokasi longsor menggunakan Citra Satelit Sentinel–2, Fotogrametri Drone, perangkat lunak Google Earth, perangkat lunak Digital Elevation Model (DEM), studi pustaka dan tinjauan lapangan.

Komunitas Tanggap Bencana Kebumen menyebutkan, bencana gerakan tanah yang merenggut korban jiwa merupakan peristiwa gerakan tanah terparah di Kabupaten Kebumen dalam lima tahun terakhir. Tepatnya setelah Bencana Gerakan Tanah Sampang 2016 di Kecamatan Sempor.

Untuk antisipasi jangka panjang, Komunitas Tanggap Bencana Kebumen meminta segenap elemen untuk memperhatikan dan memperbaiki peta lahan kritis. Memetakan desa yang memiliki karakteristik menyerupai pemukiman seperti di Kalijering. Selain itu, perlu dibentuk tim siaga bencana hidrometeorologi dan gerakan tanah di setiap desa. (hfd)