![]() |
Ilustrasi (foto: https://news.okezone.com/) |
KEBUMEN, (seputarkebumen.com)-
Terlalu lama menjalani kegiatan belajar secara daring atau virtual dinilai
banyak mengundang dampak negatif bagi siswa. Untuk itu, Dewan
Pendidikan Kabupaten (DPK) Kebumen menganggap Pembelajaran Tatap Muka (PTM)
menjadi jalan terbaik untuk mengantisipasi dampak tersebut.
Anggota DPK Kebumen, Siti Mardiyah menjabarkan, beberapa
dampak yang muncul akibat kegiatan transfer ilmu dilakukan secara daring selama
masa pandemi Covid-19. Seperti tidak fokus terhadap pembelajaran melainkan
lebih cenderung bermain game.
“Banyak hal-hal yang tidak
kita inginkan terjadi akibat daring. Banyak anak ketagihan game, karena mau tidak
mau orang tua harus memfasilitasi HP, Belajar sebentar yang lain untuk bermain dan
sebagainya,” kata dia, Jumat (19/2/2021).
Mardiyah mengamati, dari kacamata psikologis kondisi kejiwaan
juga terganggu sebab para siswa telah menemui titik jenuh dengan aktivitas
pembelajaran yang terkesan monoton hingga muncul rasa bosan.
“Anak-anak lebih sulit
dikendalikan karena sudah merasa bosan dengan kondisi yang ada,” terangnya.
Lebih dari itu, dampak lain
yang dinilai cukup fatal adalah praktik pornografi serta pergaulan bebas
ditengah layanan internet yang saat ini dapat diakses tanpa batasan usia.
Ironis lagi, kata dia, konsekuensi
yang harus diterima atas perilaku tersebut yakni akan merebak fenomena Kehamilan
Tidak Dikehendaki (KTD), bahkan mengarah pada angka perceraian.
“Pornografi & pergaulan
bebas semakin merajalela. Pernikahan anak yang diawali KTD dan perceraian
meningkat, Na'udzubillah,” ujarnya.
Dihinggapi ancaman itu, DPK
Kebumen lantas menggelar jejak pendapat masyarakat yang masih berlangsung
hingga 23 Februari 2021 tentang
pertimbangan pelaksanaan PTM ditengah pandemi Covid-19.
Dikonfirmasi terpisah, pemerhati pendidikan Dirgo Yuswo
menjelaskan, sebagai komunitas peduli
pendidikan yang terdiri dari pelbagai kompetensi kependidikan, mestinya DPK
sudah memiliki pendapat serta konsep pemikiran tentang pelbagai isu dan problem
pendidikan dimasa pandemi.
“Pembelajaran akibat
dampak pandemi seharusnya tidak melihat dari sisi pendapat masyarakat, tapi
lebih pada bimbingan tehnis, kurikulum atau strategi belajar di masa pandemi.
Dunia pedidikan, lanjut
Dirgo, harus mampu mencarikan jalan keluar atas permasalahan yang diadapi
selama pandemi Covid-19 belum sepenuhnya tuntas.
“Justru memberikan solusi dan upaya perbaikan atas permasalahan tersebut,” jelas Dirgo yang juga mantan Ketua DPK Kebumen. (Hfd)