![]() |
Tinjauan Anggota DPR RI, H Taufiq R Abdullah di lokasi BLK Komunitas Pondok Pesantren Al Badar, Bojongsari, Kecamatan Alian, Minggu (21/2/2021) sore. |
KEBUMEN,
(seputarkebumen.com)- Anggota DPR RI, H Taufiq R Abdullah memfasilitasi
berdirinya Balai Latihan Kerja (BLK) berbasis komunitas di enam pesantren di
Kebumen. Ini dilakukan sebagai bentuk perhatian terhadap peningkatan
produktifitas masyarakat Kebumen khususnya bagi kalangan pesantren.
Taufiq menganggap, sejauh
ini dunia pesantren memiliki watak kemandirian, meski ditengah keterbatasan
yang ada. Untuk itu, butuh dorongan fasilitasi dari pemerintah guna mencetak
SDM yang unggul sesuai prioritas Presiden Jokowi.
“Mereka perlu mendapatkan
semacam intervensi atau support karena keterbatasan. Kalau pesantren dengan
sikap berjalan apa adanya. Maka proses percepatan pembangunan SDM tentu akan
sulit tercapai,” katanya, saat mengunjungi pembangunan BLK Komunitas di Pondok
Pesantren Al Badar, Bojongsari, Kecamatan Alian, Minggu (21/2/2021) sore.
BLK itu merupakan bantuan
dari Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) atas prakarsa Taufiq yang kini duduk
di Komisi 1 DPR RI. Taufiq sendiri memfasilitasi 6 titik lokasi yang berada di
5 Kecamatan. Diantaranya PP Miftahul Ulum Wonoyoso, PP Al Hasani Jatimulyo, PP
Ikhsan An Nawawi Kutowinangun, PP Al Amin Adimulyo, PP Al Istiqomah Petanahan.
“Santri, para kyai, wali santri
dan masyarakat sekitar pondok atau siapapun harus mengambil peluang ini.
Sesungguhnya ini tidak hanya di pesantren melainkan komunitas lain juga dapat.
Hanya karena pesantren ini kan jumlahnya banyak,” ucap dia didampingi Ketua DPC
PKB Kebumen, Zaeni Miftah.
Taufiq yang berangkat dari
PKB menaruh harapan, berdirinya BLK ini mampu menjadi embrio penggerak roda
perekonomian kerakyatan dengan mengangkat potensi diberbagai sektor
masing-masing wilayah.
“Pelatihan ini hendaknya disesuaikan
dengan potensi dengan bisnis kita. Gerakan ini harus menjadi pusat bisnis.
Bukan hanya sekedar pelatihan,” terang dia.
Taufiq menyebutkan, bantuan
BLK tersebut senilai Rp 1 miliar untuk setiap titik. Dari akumulasi itu,
dipergunakan untuk pengadaan sarana dan prasarana berupa pembangunan gedung dan
fasilitas penunjang lain serta program pelatihan.
“Nilainya satu miliar, itu dikelola langsung oleh pesantren. Jadi tidak menggunakan pihak ketiga. Ada juga biaya pelatihan beberapa tahun kedepan,” ucapnya. (Hfd)