![]() |
Foto : Aktivitas pasar pagi di Pasar Tumenggungan Kebumen, Rabu (13/1/2021). (sk/hafied) |
KEBUMEN, (seputarkebumen.com) - Salah satu pihak yang
merasakan dampak terjadinya jalan ambles di Wadaslintang adalah juragan sayur
asal Wonosobo. Mereka harus rela merogoh kocek lebih demi mengantar beragam
sayuran ke Pasar Tumenggungan Kebumen.
Salah satu juragan sayur asal Wonosobo, Ruslan (45)
mengaku, dengan adanya jalan ambles pada hari kemarin. Ia terpaksa memilih
jalur alternatif melalui Purworejo dengan jarak tempuh yang relatif lebih lama.
“Biasanya lewat jalan yang sekarang longsor bisa 2,5-3
jam sampai. Sekarang tambah sekitar satu jam muter dulu. Itu kan nambah biaya
solar juga,” katanya saat ditemui, Rabu (13/1/2021).
Diceritakan Ruslan, setiap hari ia mencukupi kebutuhan
sayur para pelanggan di Pasar Tumenggungan Kebumen seperti kentang, tomat,
wortel, kobis, cabai dan sejenisnya.
“Sudah lama jualan seperti ini, kebanyakan sayuran yang
ada di Kebumen ngambil dari Wonosobo,” ucapnya.
Selain itu, Ruslan yang bertempat tinggal di Kecamatan
Kejajar, Wonosobo ini juga harus menanggung resiko sayuran tidak segar akibat
jarak tempuh yang terlalu lama.
“Kalau perjalanan lancar mungkin tidak berpengaruh, sedangkan
saya rumahnya di arah Dieng KM 18. Misalkan macet atau apa kita kan tidak tahu
karena semua kan dialihkan jalan yang sama juga,” terangnya.
Hal serupa diungkapkan, Indah Sayekti (34) yang juga
juragan sayur asal Wonosobo. Ia berangkat lebih awal dari rumah guna antisipasi
keterlambatan akibat rute yang dilalui tidak seperti biasanya.
“Tidak bisa nyantai, ini jam 12 malam sudah harus
berangkat khawatir cabai atau yang lain layu,” katanya.
Indah meminta kepada pemeritah agar segera memperbaiki
salah satu akses utama penghubung antara Kabupaten Wonosobo-Kebumen yang ambles
sepanjang 20 meter tersebut.
“Secepatnya diperbaiki, karena tidak untuk kepentingan kami antar sayur saja. Masyarakat lain juga pasti sangat berharap segera selesai,” tutup Indah. (Hfd)