KEBUMEN, (seputarkebumen.com) – Memperhatikan pengembangan berkelanjutan kawasan Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong (GNKK) menuju naik kelas menjadi Unesco Global Geopark (UGG). Wakil Ketua DPRD Kebumen Agung Prabowo meminta struktural Badan Pengelola GNKK diisi oleh berbagai pihak lintas sektoral.
Menurut Agung, sejauh ini belum ada treatment khusus dalam rangka meraih status penetapan dari GNKK menjadi UGG. Sehingga perlu dilakukan akselerasi dengan melakukan perombakan strukuturalisasi sesuai kapasitas dan kompetensi.
“Perlu tambal sulam, jangan dominan diisi PNS. Itu sulit untuk maju. Harus ada penyempurnaan dari kepengurusan badan pengelola,” ujarnya, Minggu (6/12/2020).
Ketua Pimpinan Cabang Kebumen Partai Gerindra ini juga meminta dalam penyegaran struktural hendaknya memenuhi beberapa unsur dan kriteria dengan memegang kaidah kolabirasi lima sektor yakni, Akademisi, Bisnis, Community (Komunitas), Government (Pemerintah) dan Media.
“Ada lima point pentahelik yang tidak bisa ditawar untuk kemajuan Geopark, itu tadi rumusnya diisi orang-orang yang memenuhi unsur ABCGM agar bekerja sesuai kemampuan masing-masing,” imbuhnya.
Agung menerangkan, bukti keseriusan DPRD Kebumen guna mensukseskan pengembangan kawasan GNKK yakni telah memasukan Program Legislasi Daerah (Prolegda) tentang Geoprak. Penyusunan Prolegda tersebut diharapkan sebagai kerangka awal atas rencana pembangunan daerah.
“Ini kan sudah diakui nasional, kita menjadi bagian yang berkompetisi untuk diakui Unesco. Pada saat ini DPRD sudah masuk Prolegda. Kita unsur pimpinan sudah mengawali melakukan terobosan,” jelasnya.
Selaras dengan Agung, anggota DPRD Kebumen Bagus Setiyawan meminta Badan Pengelola GNKK memberi ruang untuk ikut terlibat dan berperan aktif dalam upaya pengembangan Geopark.
“Pemerhati, pelaku, komunitas, budayawan dan yang lain kita tidak kurang. Jadi tidak ada salahnya memberikan mereka kesempatan dan ruang berekspresi dengan sentuhan mereka,” tandasnya.
Bagus meminta eksekutif dalam hal ini Badan Pengelola GNKK untuk jeli mengambil peluang dari berbagai sektor, mengingat kawasan bentang alam wilayah utara hingga selatan Kebumen telah ditetapkan sebagai GNKK pada 2018 lalu.
“Berapa banyak pakar geologi dan mahasiswa dari penjuru tanah air harus melalui proses kawah Chandradimuka ke Karangsambung dulu? bisa dikatakan tak terhitung. Maka butuh orang kompeten untuk mengembangkan ini,” tegas dia.
Terlebih, jelas Bagus, sebelum ditetapkan GNKK telah terbit Surat Keputusan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Nomor 2817 K/40/Mem/2006 tentang Penetapan Kawasan Cagar Alam Geologi Karangsambung.
“Kita memiliki LIPI, konservasi juga harus ditingkatkan. Harus diselaraskan program sesuai RPJM sehingga harapan solusi dari hulu sampai hilir bisa diperhatikan, seperti pemberdayaan dan komunitas,” tutupnya. (hfd).