KLIRONG (seputarkebumen.com) Berbeda dengan Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada umumnya, TPS 02, Desa Jogosimo, Kecamatan Klirong didesain bak pementasan seni budaya. Sontak TPS tersebut menjadi buah bibir hingga menjadi sasaran selfie para pemilih yang datang ke TPS setempat.
Hal berbeda tidak hanya tampak pada dekorasi TPS, namun para petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang juga tak kalah menariknya. Pada kesempatan tersebut, para petugas KPPS mengenakan pakaian khas budaya Jawa, yakni mengenakan kostum kebaya untuk petugas wanita dan belangkon untuk petugas pria.
Properti yang digunakan sebagai artistik dekorasi di TPS setempat didominasi oleh nuansa kesenian tradisional ebeg atau kuda lumping. Tampak juga sejumlah gunungan wayang kreasi terpampang disejumlah tiang dan pintu masuk TPS.
"Kita ingin memberikan warna berbeda agar tidak biasa-biasa saja. Biar para pemilih yang datang ke TPS merasakan sensasi yang berbeda dan berkesan tentunya," terang Ketua KPPS setempat Dwi Rahmawati saat ditemui usai proses pemungutan suara, Rabu (09/12).
Seni budaya, kata Dwi, menjadi pilihan tema dekorasi pada kesempatan tersebut karena pihaknya ingin menghadirkan harmonisasi perbedaan. Menurutnya, perbedaan merupakan komposisi keindahan, bukan justru memcah belah persatuan dan kesatuan. Selain itu, melalui seni budaya diharapkan akan tercipta suasana yang harmonis, santun, tentram, aman dan damai.
"Meski berbeda dalam pilihan tapi kerukunan, guyub rukun, persatuan dan kesatuan harus dijunjung tinggi. Perbedaan itu indah. Seperti seni budaya," tandasnya.
Dwi menambahkan, jumlah total Daftar Pemilih Tetap (DPT) di TPS setempat yang merupakan warga RT.03 dan 04, RW 01 Dukuh Tinayan, Desa Jogosimo itu ada sebanyak 276 pemilih. Dwi menilai antusiasme warga untuk datang ke TPS setempat cukup bagus, hal itu tampak dari banyaknya para pemilih yang berkunjung ke TPS.
"Alhamdulillah sukses. Semua berjalan dengan baik. Bahkan melebihi espektasi," pungkasnya. (Srf/sk/kpk)
