KEBUMEN (seputarkebumen.com) – Belum lama ini masyarakat digemparkan sebuah video tentang ungkapan hati seorang perempuan yang dituding bapaknya terpapar Covid-19 oleh salah satu rumah sakit di Kebumen hingga berdampak dikucilkan tetangga.
Video viral tersebut diunggah melalui laman facebook akun Sulis Tyowati Sidareja Kunci pada Kamis (10/12). Pemilik akun bernama asli Sulistyowati (33) diketahui merupakan warga Gang Sindoro 1 No 5 RT 02/RW 04 Kecamatan Gombong.
Sulis menceritakan bahwa pada akhir November lalu bapaknya yang memiliki riwayat penyakit asma sempat dilarikan ke IGD rumah sakit karena kondisinya fisiknya melemah. Namun begitu, ia terkejut saat melihat bapaknya terbaring di sebuah ruangan dengan kaki dan tangan terikat hingga berujung dipindah ke ruang isolasi layaknya pasien Covid-19.
"Dari dulu bapak saya sudah memiliki riwayat penyakit asma karena bapak saya pecinta keroncong, suka meniup seruling. Sebelum adanya corona pun bapak saya sudah memiliki riwayat asma," ungkapnya dalam video yang diunggah.
Dalam postingan yang menampilkan perempuan berwajah sendu tersebut juga diberikan caption atau keterangan bertuliskan nada penyesalan. Ia menyatakan bahwa bapaknya tidak terpapar Covid-19 melainkan hanya menderita penyakit asma hingga ajal menjemput.
“Bapak saya bukan Corona,saya ingin cukup keluarga saya yg merasakan ini cukup keluarga saya yg menjadi korban jangan sampai ada korban lagi,menyesal saya benar-benar menyesal bapak saya dimakamkan secara corona,semoga bapak gubernur Jawa tengah bisa lebih tegas,bisa melihat rakyat kecil seperti kami” tulis akun Sulis Tyowati Sidareja Kunci.
Video berdurasi 6.25 menit itu hingga kini masih menjadi perbincangan hangat para netizen. Sedikitnya telah terdapat 2.200 tanggapan pada kolom komentar serta telah dibagikan sebanyak 3.200 kali.
Mendengar persoalan yang dihadapi Sulistyowati, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo langsung merespon cepat. Sulistyowati mengatakan masalah yang dialami sudah rampung setelah berkesempatan berbincang cukup lama melalui sambungan telpon langsung dengan Ganjar. Gubernur berambut putih itu memberi mandat Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Jateng untuk mendatangi dan mendengar secara langsung persoalan yang dihadapi oleh Sulistyowati.
Saling Klarifikasi Isi Video Viral Sulistyowati
Bertempat di Kantor Kelurahan Gombong, berbagai elemen hadir untuk menemukan titik temu agar permasalahan yang dihadapi Sulistyowati tak berlarut dan berkepanjangan. Tampak hadir dalam rapat koordinasi tersebut pihak keluarga Sulistyowati, Tokoh Masyarakat setempat, Direksi Rumah Sakit Palang Biru dimana Bapak Sulistyowati dirawat, Dinas Kesehatan Kebumen, BPBD Kebumen, Dinas Sosial Kebumen, Forkopimcam Kecamatan Gombong termasuk Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Jateng.
“Saya diutus Pak Gubernur untuk hadir dalam rapat koordinasi ini. Tolong warga masyarakat di edukasi jangan ditambaih beban sampai ditulis lockdown. Ini perlu diedukasi yang lebih mendalam. Kita akur-akuran lagi saja. Jangan sampai dikucilkan, pertemuan ini kita silaturahmi dan jangan diperpanjang lagi,” tandas Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Jateng, Imam Maskur, Senin (14/12/2020) siang.
Pada kesempatan itu, tenaga medis RS Palang Biru Gombong melalui dr. Bambang Suryanto SpPD memberikan pemaparan terkait kronologi dan kondisi pada waktu ayahanda Sulistyowati menjalani perawatan medis.
Dijelaskan, saat datang ke rumah sakit kondisi pasien dalam keadaan kondisi fisik menurun disertai gelisah. Terkait video yang beredar penjelasan pasien yang diikat. Hal itu merupakan tindakan patient safety berdasar prinsip mengutamakan keamanan pasien guna mengantisipasi hal yang tidak diinginkan karena pasien dalam kondisi shock, hingga ditempatkan di ruang isolasi karena pasien dinyatakan reaktif berdasar hasil rapid test Covid-19.
“Pasien datang tensinya 71/39 mmHg dalam keadaan shock, nafas 30 kali per menit karena sesak dan SpO2 80 persen ini ancaman gagal nafas. Itu diiket supaya tidak jatuh, kemudian pasien ini waktu itu saya anjurkan untuk di isolasi ICU karena butuh pantauan,” terang dokter Bambang.
Ia juga tidak membenarkan tenaga medis atau pihak rumah sakit yang berani menyatakan hasil positif Covid-19 tanpa dasar hasil pemeriksaan medis melalui swab. Hasil laboratorium ayahanda Sulistyowati disebut menunjukan hasil reaktif berdasar rapid test yang rencananya akan dilakukan swab akan tetapi menghendaki pulang terlebih dahulu.
“Tidak dibenarkan RS meng-covid-kan pasien karena statusnya jelas dari hasil screening. Karena di medsos saya sering melihat dan teman saya dokter sudah banyak yang meninggal karena Covid-19. Bagaimana mungkin ke arah situ sementara kami bertaruh nyawa,” imbuhnya.
Sementara Direktur RS Palang Biru Gombong drg Elisabeth Dina spKG Herlina memberikan tanggapan berkenaan biaya perawatan pasien yang tidak bisa di klaim oleh BPJS Kesehatan. Hal tersebut telah diatur sesuai persetujuan umum yang telah ditanda tangani oleh pihak keluarga pasien. Dimana jika pasien rawat inap menghendaki pulang atas permintaan sendiri (APS) atau pulang paksa maka biaya perawatan ditanggung oleh pasien atau keluarga.
“Setelah pasien pulang, maka RS punya kewajiban ada pasien suspect Covid-19 laporan kepada Puskesmas,” paparnya.
Dinsos Kebumen Angkat Bicara
Dinas Sosial (Dinsos) Kebumen melalui Koordinator PKH Kabupaten Kebumen Muri Kunjono meluruskan pernyataan Sulistyowati yang menyebut dalam video bahwa keluarganya tidak pernah mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah.
Muri Kunjono menampik pernyataan tersebut, pasalnya orang tua Sulistyowati mengacu data yang ada tercantum telah menerima program jaring pengaman sosial berupa Bantuan Sosial Tunai (BST). Selain itu, kata Muji, juga telah terdaftar sebagai peserta jaminan kesehatan nasional penerima bantuan iuran yang bersumber dari APBD pemerintah.
“Maka kami butuh klarifikasi. Keluarga bapak mendapatkan BST yang diambil di Kantor Pos. Keduanya juga sudah mendapatkan KIS PBI JKN. Sudah mendapatkan bantuan pemerintah, kenapa ada kalimat seperti itu,” terangnya.
Camat Gombong dan Satgas Covid-19 Kebumen Tak Ingin Kejadian Serupa Terulang
Pada forum yang berlangsung sekitar dua jam tersebut, Satgas Covid-19 yang merupakan leading sektor penanganan dan pencegahan Covid-19 yakni BPBD Kebumen dan Dinkes Kebumen menyampaikan tidak ingin kasus serupa terulang kemudian hari.
Plt Kalak BPBD Kebumen Teguh Kristiyanto menyampaikan pihaknya bersama satgas terus melakukan upaya pencegahan agar covid-19 terkendali mengingat kasus pasien terkonfirmasi positif di Kebumen masih menunjukan trend peningkatan.
“Perlu kami tekankan, ini masa pandemi kesadaran petugas dan warga harus bisa menempatkan diri bagaimana mestinya. Mau tidak mau seperti pemulasaran dilakukan dengan petugas yang sudah ahli. Semakin sedikit yang menangani, proteksi penularan semakin minim,” ujarnya.
Teguh juga menegaskan, jika ada masyarakat yang menolak untuk dilakukan pemeriksaan Covid-19. Maka pihaknya tidak segan untuk melakukan penjemputan secara paksa.
"Kalau ada yang menolak, silahkan hubungi kami dan nanti bisa bersama dengan Polres atau Kodim untuk paksa karena untuk kebaikan bersama," tegasnya.
Sementara Camat Gombong Suis Idawati, bersama Satgas Covid-19 tingkat kecamatan akan terus gencar melakukan edukasi tentang penerapan disiplin protokol kesehatan. Sebab, melonjaknya kasus Covid-19 selama ini dinilai karena tingkat disiplin masyarakat untuk menerapkan prokes masih rendah.
“Kami ucapkan belasungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan. Untuk kedepan kami berkomitmen terus gencar dan tidak kendor mengedukasi prokes ke masyaraka, karena ini penting dan menjadi protect dini bagi diri masing-masing,” ucapnya. (hfd)