KARANGSAMBUNG (seputarkebumen.com) – Dukungan masyarakat nampaknya belum tercermin atas cita-cita besar Pemerintah Kabupaten Kebumen ingin meraih tiket status kawasan Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong (GNKK) menjadi Global Geopark (UGG).
Hal tersebut ditunjukan masih ada oknum tidak bertanggung jawab dengan melakukan aksi perbuatan merusak atau vandalisme di sejumlah Cagar Geologi Nasional di kawasan GNKK. Seperti halnya di situs geologi Watu Gong yang terletak di Desa Totogan, Kecamatan Karangsambung nampak coretan cat dengan berbagai tulisan.
Warga setempat, Amriudin (32) menyayangkan adanya aksi vandalisme yang dinilai mengganggu estetika diatas batuan berusia puluhan ribu tahun tersebut. Terlebih, Watu Gong terletak dipinggir jalan akses penghubung antara Kabupaten Banjarnegara, Wonosobo dengan Kebumen.
“Sangat disayangkan sekali ya, kalau orang jawa bilangnya nyolok mripat karena posisinya samping jalan pas,” ujarnya, Minggu (6/12/2020).
Menurutnya, Watu Gong menjadi salah satu spot alternatif wisata oleh masyarakat sekitar untuk menikmati keindahan alam sembari melihat matahari terbit maupun terbenam. Ia meminta agar masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan sekitar termasuk Cagar Geologi yang notabene menjadi kekayaan yang tidak dimiliki daerah lain.
“Kabupaten lain belum tentu punya seperti disini. Tugasnya ya dijaga bersama untuk kepentingan bersama,” katanya, saat berada di Watu Gong.
Sebelumnya, Komunitas Vespa Kebumen dan Gabungan Pelajar Pecinta Tanah Air (Gapeta) melakukan pembersihan vandalisme di sejumlah batuan purba sebagai wujud tanggung jawab terhadap kelestarian alam.
Berbekal peralatan seadanya, rombongan naik gunung membersihkan vandalisme di salah satu batuan purba Watu Tumpang Desa Karangsambung dan Watu Selaranda di Desa Kaligending, Kecamatan Karangsambung.
Ketua Komunitas Vespa Kebumen Edwin Darma Setiawan didampingi anggota Gapeta mengatakan, aksi vandalisme dilakukan oleh oknum yang tidak tersalurkan bakat kreativitasnya. Untuk itu, dia berharap agar pemerintah memberikan sarana menuangkan disalah satu tempat khusus.
"Ini kalau saya lihat vandalisme ulah orang yang tidak tahu tempat, syukur nanti dari pemerintah menyediakan tempat. Kalau di Jogja kan dibawah fly over gitu," tuturnya.
Selain itu, kata Edwin, Pemerintah hendaknya lebih menekankan pengawasan terhadap kekayaan alam yang dimiliki Kebumen. Terlebih 2021 akan ada penilaian dari Unesco terkait status Global Geopark Unesco.
"Butuh kepedulian bersama memang, khusunya pemerintah mungkin lebih ketat lagi pengawasanya. Apalagi 2021 mau meningkat levelnya jadi situs dunia," tutupnya. (hfd)