"Penghitungan suara, diulang. Pemilu tidak sah. Banyak kecurangan. Diulang! Diulang! Diulang!" teriak massa.
Demikian situasi yang diskenariokan dalam simulasi penanggulangan anarkis dalam rangkaian Pilkada 2020 di halaman Mapolres Kebumen, Rabu (2/9/2020).
Disimulasikan, situasi semakin memanas karena permintaan untuk penghitungan ulang ditolak KPU karena tanpa dasar yang kuat. Kapolres Kebumen AKBP Rudy Cahya Kurniawan sigap memerintahkan pasukan Dalmas Sat Samapta untuk membubarkan massa.
Namun hal tersebut semakin menyulut emosi massa, karena salah satu dari mereka ada yang pingsan saat berunjuk rasa. Dengan sangat terpaksa, Polres Kebumen melakukan upaya represif menerjunkan pasukan Dalmas Lanjut, lengkap dengan kendaraan "water canon". Berselang 30 menit, massa memilih membubarkan diri setelah tim Raymas melontarkan gas air mata.
Namun demikian, situasi belum sepenuhnya kondusif. Warga tak langsung kembali ke rumah, tapi melakukan aksi di tempat lain.
Perusuh berbuat onar di jalan, serta melakukan penjarahan di toko-toko di Jalan A Yani Kebumen.
Kendaraan mobil logistik juga turut disandera dalam kesempatan itu. Pria yang membekali diri dengan senjata tajam (sajam) jenis parang harus dilumpuhkan petugas. Dor! Krungkag!
Kapolres Kebumen AKBP Rudy Cahya Kurniawan saat dikonfirmasi mengungkapkan, kejadian itu hanyalah simulasi.
"Ini adalah simulasi penanggulangan anarkis dalam rangkaian Pilkada 2020. Kita simulasikan mulai dari tahapan pengawalan logistik Pemilu menuju KPU, tahap kampanye, masa tenang, pemungutan suara dan penghitungannya," ungkap AKBP Rudy.
Namun demikian, dari simulasi ini diharapkan para personel Polres Kebumen mengetahui gambaran bagaimana mengatasi masalah jika situasi tersebut benar terjadi.
"Mudahan-mudahan ini hanya simulasi saja. Kita berharap Kebumen kondusif," pungkas Kapolres AKBP Rudy. (Hnd/pF)