![]() |
Peserta JKN, Agus Mujiyanto (51) asal Desa Jatimulyo, Kecamatan Petanahan, Kebumen.(ft ist) |
Selama dua tahun terakhir, Agus setia mendampingi almarhumah istrinya yang berjuang melawan penyakit leukemia. Biaya pengobatan yang mencapai ratusan juta rupiah sepenuhnya ditanggung Program JKN melalui BPJS Kesehatan.
“Belum lama istri saya meninggal setelah berjuang melawan penyakitnya. Rumah sakit sudah seperti rumah kedua bagi kami,” tutur Agus saat ditemui di RS PKU Muhammadiyah Sruweng, Kamis (18/9).
Agus mengaku tidak bisa membayangkan bagaimana nasib keluarganya jika tidak terdaftar sebagai peserta JKN. Ia bersama istri dan ketiga anaknya masuk dalam segmen Pekerja Penerima Upah (PPU). Berkat kepesertaan itu, istrinya dapat menjalani perawatan di berbagai rumah sakit besar, termasuk RS Margono Purwokerto dan RS Sardjito Yogyakarta.
“Mungkin tidak ada asuransi lain yang sanggup menanggung biaya sebesar ini. Saya sangat bersyukur ada JKN. Kalau tanpa JKN, entah bagaimana kami bisa membiayai pengobatan istri,” kata Agus penuh haru.
Selama mendampingi pengobatan, Agus merasakan pelayanan kesehatan berjalan baik tanpa diskriminasi. Ia menyebut para dokter, perawat, hingga staf rumah sakit memberikan layanan yang ramah dan membantu.
“Pengalaman kami, justru banyak dimudahkan. Mulai administrasi sampai perawatan, semua berjalan lancar,” ujarnya.
Agus juga merasakan kemudahan dari inovasi digitalisasi layanan BPJS Kesehatan, seperti antrean online. Menurutnya, fitur itu membuat kontrol rawat jalan menjadi lebih praktis.
“Cukup ambil antrean dari rumah, jadi tidak perlu lama menunggu di rumah sakit,” jelasnya.
Sebagai peserta yang merasakan langsung manfaat, Agus mengingatkan masyarakat untuk rutin mengecek status kepesertaan JKN serta memahami hak dan kewajiban agar tidak terkendala saat membutuhkan layanan.
“Tentu tidak ada yang ingin sakit. Tapi saat cobaan itu datang, punya JKN membuat hati lebih tenang,” pungkas Agus.(*)