Ketoprak Gen Z Warnai Pelantikan DKD Kebumen, Angkat Kearifan Lokal ke Panggung Nasional


Acara Pelantikan pengurus Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kebumen periode 2025–2030 di panggung hiburan Alun-alun Pancasila.(ft ist) 
KEBUMEN, (seputarkebumen.com)-Pelantikan pengurus Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kebumen periode 2025–2030 berlangsung meriah sekaligus berkesan. Digelar di panggung hiburan Alun-alun Pancasila pada Sabtu malam (9/10/2025), acara ini bukan hanya seremoni pengukuhan, tetapi juga perayaan kreativitas generasi muda.

Wakil Bupati Kebumen, Zaeni Miftah, secara resmi mengukuhkan Slamet Pramono sebagai Ketua Umum DKD Kebumen bersama jajaran pengurus baru. Momen tersebut langsung disambut gemuruh tepuk tangan penonton yang memadati alun-alun, apalagi ketika tirai pertunjukan ketoprak dibuka.

Uniknya, pementasan ketoprak kali ini diperankan oleh para pelajar SMA/SMK dari 17 sekolah di Kebumen. Generasi Z itu membawakan lakon bertema Jumedhuling Samudra Purba, sebuah kisah yang menonjolkan kearifan lokal dan kekayaan alam Kebumen yang kini berstatus UNESCO Global Geopark (UGG).

“Kami persiapkan sejak lama, dan malam ini luar biasa, penonton membludak,” ujar Ketua Panitia, Sentot Sulistiyono, dengan mata berbinar.

Dalam sambutannya, Wabup Zaeni menegaskan peran vital DKD sebagai garda depan pelestarian dan promosi seni budaya daerah. Ia mengingatkan bahwa seni tradisi, tari, kerajinan, dan kuliner khas Kebumen adalah identitas yang harus dijaga dan dibanggakan.

“Tugas DKD adalah membawa kesenian Kebumen dikenal luas, bahkan hingga tingkat nasional. Jadilah duta seni budaya yang membanggakan,” tegasnya.

Sementara itu, Slamet Pramono menyebut pelantikan ini sebagai titik awal kebangkitan seni budaya di Kebumen. Pencipta Himne dan Mars Kebumen itu memastikan DKD siap menjadi mitra strategis pemerintah dalam memajukan kesenian lokal.

“Ini baru gerbang pertama. Kami awali dengan ketoprak Gen Z yang dikemas modern, tapi tetap menjaga ruh tradisi,” tandasnya.

Pelantikan DKD Kebumen kali ini membuktikan, warisan budaya tidak hanya milik generasi terdahulu. Dengan sentuhan muda, seni tradisi mampu tampil segar, relevan, dan siap menembus panggung nasional.(*)