Kebumen Memanas! Ribuan Massa Geruduk DPRD, Gerbang Jebol dan Bentrok Pecah


Warga saat unjuk rasa dan membakar ban bekas di depan kantor DPRD Kebumen.(ft ist) 
KEBUMEN, (seputarkebumen.com)Suasana mencekam mewarnai pusat Kabupaten Kebumen pada Sabtu (30/8) siang. Ribuan massa yang mayoritas berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa mengepung gedung DPRD Kebumen. Mereka menuntut keadilan atas meninggalnya Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online yang tewas usai terlindas kendaraan taktis Brimob.

Amarah publik yang sebelumnya bergolak di media sosial akhirnya meledak di jalanan. Sejak pukul 12.00 WIB, massa terus berdatangan sambil membawa poster, spanduk, hingga ban bekas. Suara yel-yel, teriakan protes, dan bunyi kentongan menambah tegang suasana.

“Polisi ngawur! Usut tuntas kematian Affan! DPR jangan cuma duduk di kursi empuk!” teriak salah seorang demonstran, disambut sorak ribuan orang.

Puncak ketegangan terjadi sekitar pukul 14.30 WIB. Dorongan massa yang tak terbendung berhasil menjebol pintu gerbang gedung dewan. Aparat kepolisian dengan tameng dan helm lengkap segera membentuk barikade, namun massa kian beringas. Batu-batu beterbangan, sementara ban-ban yang dibakar membuat asap hitam pekat menutupi langit depan gedung.

Sebelum bentrokan pecah, seorang orator sempat menyuarakan aspirasi dengan pengeras suara.

“Kita harus lawan! DPR sudah semena-mena. Kami datang atas nama rakyat yang kecewa!” teriaknya, yang langsung dibalas pekik lantang massa.

Di tengah kepulan asap dan suara ledakan dari botol air mineral yang dilemparkan, Wakil Bupati Kebumen, Zaeni Miftah, maju ke hadapan massa. Dengan suara bergetar, ia mencoba menenangkan dengan lantunan salawat. Meski sempat menjadi sasaran pelemparan botol, Zaeni tetap berdiri tegak, berusaha mendengar satu per satu tuntutan pengunjuk rasa.

“Tolong, jaga kondusivitas. Semua tuntutan akan kami dengar dan teruskan,” ucapnya di hadapan ribuan massa.

Namun, upaya mediasi tak meredam situasi. Polisi akhirnya menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan. Kepulan gas menyengat membuat banyak massa tersengal, namun bukannya mundur, sebagian tetap bertahan, berteriak menuntut keadilan bagi Affan.

Hingga menjelang sore, kericuhan tak juga mereda. Jalanan depan DPRD berubah menjadi arena bentrokan: suara sirene, tembakan gas air mata, dan teriakan massa bercampur menjadi satu. Aksi ini menjadi yang paling besar dalam beberapa tahun terakhir di Kebumen, menandai gelombang kekecewaan rakyat terhadap pemerintah dan aparat penegak hukum.(*)