JKN, Sahabat Setia Wagino Jalani Hari Tua dengan Tenang


Peserta JKN, Wagino 75 tahun.(ft ist) 
KEBUMEN, (seputarkebumen.com)- Usia boleh menua, tapi semangat hidup Wagino (75) tak pernah pudar. Warga Desa Pejagoan, Kabupaten Kebumen itu masih terlihat bugar saat ditemui di Puskesmas Pejagoan, Jumat (1/8). Di balik raut wajahnya yang berseri, tersimpan kisah perjuangan menjaga kesehatan di usia senja—dengan bantuan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang menjadi andalannya.

Sebagai peserta JKN segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau peserta mandiri, Wagino telah terdaftar sejak beberapa tahun lalu—inisiatif dari anaknya. “Saya ikut JKN sudah lama, bersama istri. Waktu itu daftar bukan karena sedang sakit, tapi untuk jaga-jaga. Namanya hidup, kita nggak tahu kapan butuh,” ujarnya bijak.

Hari-harinya kini diisi dengan kegiatan ringan seperti berkebun, olahraga pagi, hingga mengasuh cucu. Namun, belakangan ia harus berhadapan dengan gangguan persendian di tangan kanan yang menghambat aktivitasnya.

“Dulu sempat jatuh motor. Awalnya dikira saraf kejepit, tapi setelah periksa dan dirujuk ke spesialis tulang, ternyata masalahnya di sendi,” kata Wagino, sambil menggerakkan bahunya perlahan.

Nyeri yang dirasakan membuat aktivitas sederhana seperti mengangkat galon atau mencuci motor cucu menjadi tantangan. Meski begitu, ia tetap menjalani semuanya dengan tawa dan optimisme. “Kadang sakit, tapi saya tetap usahakan gerak. Nggak boleh kalah sama umur,” ucapnya sambil tersenyum.

Bagi Wagino, JKN adalah penyelamat. Ia rutin berobat jalan ke puskesmas dan beberapa kali dirujuk ke rumah sakit. Semua biaya layanan ditanggung penuh oleh JKN.

“Alhamdulillah, rawat jalan ditanggung semua. Kalau harus bayar sendiri, saya pikir-pikir lagi. Saya sudah tidak kerja, jadi JKN sangat membantu,” ungkapnya.

Wagino pernah bekerja sebagai penjual dan tukang servis sepeda. Sejak muda, hidupnya aktif dan sehat. Kini, sepeda tetap menjadi alat transportasi pilihannya. Ia percaya, kunci sehat bukan hanya soal makan atau olahraga, tapi juga kondisi pikiran.

“Menurut saya, 25 persen dari makanan, 35 persen dari gerak, dan 40 persen dari pikiran. Jangan banyak stres, itu yang bikin sakit,” katanya memberi petuah.

Meskipun tidak lagi berdagang, Wagino tetap berusaha mandiri. Ia membayar iuran JKN sendiri dan memeriksakan kesehatan secara berkala. Ia merasa tenang karena tidak membebani anak-anaknya jika sakit datang.

“Saya usahakan mandiri selama masih bisa jalan sendiri. JKN bikin saya tenang. Anak-anak juga nggak perlu repot,” tuturnya penuh syukur.

Bagi Wagino, JKN bukan hanya kartu layanan kesehatan. Lebih dari itu, JKN adalah bentuk perlindungan dan ketenangan bagi dirinya dan banyak lansia lain. Ia pun memuji pelayanan kesehatan yang semakin baik.

“Sekarang puskesmas dan rumah sakit pelayanannya bagus. Nggak ada alasan nggak pakai JKN. Lebih tenang, lebih aman,” tutupnya mantap.(*)