![]() |
Peserta JKN, Syamsul Huda (45) warga Desa Peniron Kecamatan Pejagoan.(ft ist) |
“Awalnya saya minta istri kerokin karena dikira masuk angin. Tapi lama-lama makin parah dan nggak sembuh-sembuh. Mau ke dokter takut, karena nggak punya biaya,” ujar Syamsul saat ditemui di Puskesmas Pejagoan, Jumat (1/8).
Syamsul dan istrinya mengandalkan penghasilan dari usaha rumahan memproduksi marning—olahan jagung goreng—yang mereka titipkan ke warung-warung sekitar. Hasilnya cukup untuk kebutuhan pokok, namun jauh dari kata berlebih.
“Jualan cuma cukup buat makan sehari-hari. Untuk kebutuhan lain, ya nunggu rejeki,” ungkap ayah tiga anak itu.
Namun, kondisi kesehatannya tak memungkinkan untuk terus ditunda. Dengan bermodal keikutsertaannya di Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Syamsul memberanikan diri berobat ke Puskesmas Pejagoan. Dari pemeriksaan awal, ia langsung dirujuk ke RS Soedirman Kebumen. Di sana, ia didiagnosis mengalami gangguan jantung dan harus menjalani kontrol rutin.
“Awalnya ragu, bisa nggak pakai JKN? Tapi alhamdulillah, semua pengobatan saya dijamin penuh. Saya nggak keluar biaya sama sekali,” ucap Syamsul, tak kuasa menahan haru.
Syamsul dan keluarganya terdaftar sebagai peserta JKN segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI). Kini, ia bisa menjalani pengobatan tanpa harus memikirkan beban biaya yang bisa mencapai jutaan rupiah per bulan.
“Kalau bayar sendiri, mana cukup? Tapi dengan JKN, saya bisa fokus sembuh tanpa dihantui biaya rumah sakit,” katanya.
Tak hanya sekali Program JKN hadir di saat kritis. Istrinya pun mendapat manfaat serupa saat melahirkan dua anak mereka melalui operasi caesar, masing-masing pada tahun 2018 dan 2024.
“Dulu saya pikir operasi caesar mahal. Tapi ternyata ditanggung semua oleh JKN. Dua kali operasi, kami nggak keluar uang sama sekali,” jelasnya.
Kini, meski masih harus kontrol rutin, Syamsul tetap semangat bekerja demi keluarganya. Ia menyebut JKN sebagai bukti nyata kehadiran negara bagi warganya.
“JKN bukan cuma program, tapi penyelamat. Negara hadir untuk rakyat lewat JKN. Terima kasih BPJS Kesehatan,” tutup Syamsul dengan penuh harapan.(*)