![]() |
Acara peresmian Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) Yayasan Lentera Sahabat Nusantara (LSN) dan yayasan Sugih Dulur Kebumen.(ft ist) |
Acara peresmian sekaligus tasyakuran digelar di Dapur MBG Jatisari, Kecamatan Kebumen, dihadiri oleh sejumlah tokoh penting. Hadir mewakili Bupati Kebumen Hj. Lilis Nuryani, Kepala Disdikpora Yanie Giyat Setiawan, Kadistapang Herry Setiady Dewanto, serta Brigjen TNI (Purn) Syahnan SE MM dari Badan Gizi Nasional (BGN), Pembina LSN Ponco Purnomo, dan Ketua LSN Lia Puspasari.
Dalam sambutannya, Brigjen TNI (Purn) Syahnan menegaskan bahwa Program MBG bukan sekadar distribusi makanan gratis, melainkan bagian dari strategi nasional meningkatkan kualitas sumber daya manusia sejak usia dini.
“MBG bertujuan menyediakan asupan bergizi bagi anak-anak sekolah, memperkuat ketahanan pangan, dan menggerakkan ekonomi lokal. Presiden Prabowo menargetkan seluruh Indonesia merasakan manfaat program ini sebelum akhir 2025,” tegasnya.
Ia juga mengapresiasi inisiatif Lentera Sahabat Nusantara yang dinilai sejalan dengan visi nasional menekan angka stunting dan memperbaiki gizi masyarakat. BGN sendiri akan memberi dukungan teknis dan pemantauan berkala agar program berjalan optimal.
Dewan Pembina LSN, Ponco Purnomo, menyoroti pentingnya keberlanjutan. Ia menyebut bahwa keberhasilan program ini tidak hanya terukur dari jumlah makanan yang dibagikan, tetapi juga dari partisipasi aktif masyarakat.
“Kami ingin program ini hidup bersama masyarakat. Ke depan, warga lokal akan dilibatkan penuh dalam pengelolaan dapur sebagai bentuk pemberdayaan,” katanya.
Senada, Ketua LSN Lia Puspasari menyampaikan bahwa dapur MBG ini akan melayani 3.000 hingga 4.000 penerima manfaat setiap harinya – dengan prioritas anak-anak dan lansia.
“Kami berupaya menyajikan makanan sehat dan seimbang, dengan bahan baku lokal yang diambil dari koperasi setempat. Ini adalah solusi jangka panjang bagi keluarga prasejahtera,” ujar Lia penuh semangat.
Dapur MBG hadir bukan hanya sebagai program karitatif, tetapi juga sebagai gerakan sosial yang menggabungkan aspek kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Dengan kolaborasi berbagai pihak dan dukungan masyarakat, Kebumen menunjukkan bahwa perubahan bisa dimulai dari dapur – dapur harapan, dapur masa depan.(*)