IWAKK “Walet Emas” Temui Bupati Lilis : Sinergi Diaspora Perantauan Dukung Geopark dan Pengentasan Kemiskinan


Bupati Kebumen Lilis Nuryani bersama Ketua Umum IWAKK “Walet Emas”, Mayjen TNI (Purn.) Ibnu Darmawan.(ft ist) 
KEBUMEN, (seputarkebumen.com)-Pemerintah Kabupaten Kebumen terus mempererat sinergi dengan para diaspora. Kamis, 10 Juli 2025, Bupati Lilis Nuryani menerima audiensi Induk Warga Asal Kabupaten Kebumen (IWAKK) “Walet Emas” di Ruang Aroengbinang, sebagai langkah strategis memperkuat kolaborasi lintas daerah guna mendorong pembangunan berkelanjutan dan mempertahankan status UNESCO Global Geopark (UGGp) Kebumen.

Pertemuan ini dihadiri para tokoh kunci, termasuk mantan Bupati Kebumen Mohammad Yahya Fuad, Asisten Administrasi Umum Setda Muhamad Arifin, Kepala Bakesbangpol Widiatmoko, Kepala Bapperida Bahrun Munawir, dan perwakilan Kementerian PPN/Bappenas Togu Pardede. Turut hadir pula pimpinan tim akademik dari Universitas Indraprasta (Unindra), Dr. Tulus Wijayanto, serta lebih dari 50 anggota IWAKK yang datang dari berbagai wilayah seperti Jakarta, Bogor, Bekasi, Depok, Tangerang, dan Bandung.

Dalam sambutannya, Bupati Lilis menekankan pentingnya jejaring diaspora sebagai mitra pembangunan yang tak hanya membawa gagasan, tapi juga semangat dan solusi dari luar daerah.

“Silaturahmi ini bukan sekadar temu kangen. Ini adalah jembatan hati dan strategi, mempertemukan cinta kampung halaman dengan kapasitas dan koneksi yang luas dari para perantau,” ungkap Bupati Lilis.

Ia menyampaikan bahwa keberlanjutan status Geopark Kebumen membutuhkan kolaborasi konkret, baik dari pemda maupun dukungan warga diaspora. IWAKK, menurutnya, dapat menjadi katalisator dalam membuka peluang investasi, promosi wisata, hingga pemberdayaan UMKM lokal.

Ketua Umum IWAKK “Walet Emas”, Mayjen TNI (Purn.) Ibnu Darmawan menyatakan bahwa pihaknya memberikan dukungan penuh terhadap upaya pelestarian Geopark Kebumen. Didampingi Sekretaris Umum Nicolo Machia Fely, ia juga menyampaikan rencana kunjungan ke sejumlah kawasan strategis seperti Pantai Suwuk, Sagara View of Karangbolong, Embung Tugu, dan Biogas Banyumudal.

“Kami ingin melihat langsung potensi kawasan dan membantu mengupayakan pengembangan yang seimbang, baik secara ekologis maupun ekonomis. Status geopark ini bukan hadiah, tapi amanah,” ujar Nicolo.

Dukungan ini juga diperkuat oleh pernyataan Togu Pardede dari Bappenas yang menekankan bahwa status geopark bertumpu pada tiga pilar utama: geodiversity, biodiversity, dan culture. Ketiganya, kata dia, harus didukung oleh langkah nyata melalui konservasi, edukasi, dan pengembangan ekonomi.

“Edukasi adalah keunggulan Geopark. Tanpa edukasi, semua akan jadi slogan tanpa substansi,” tegas Togu.

Selain isu geopark, audiensi juga menyentuh persoalan struktural yang tengah dihadapi Kebumen, termasuk tingginya angka kemiskinan di wilayah tersebut. IWAKK dan Pemkab sepakat bahwa sektor infrastruktur, ketahanan pangan, pengembangan UMKM, pariwisata, dan pelestarian budaya lokal seperti batik Kebumen menjadi titik tekan utama untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat.

Audiensi ini menjadi penanda awal sinergi lintas batas yang lebih kuat – antara pemerintah, akademisi, dan diaspora – dalam membangun Kebumen yang lebih tangguh, lestari, dan berdaya saing global.(*)