Lewat Program JKN, Aji dan Keluarga Selamat dari Derita Demam Berdarah Tanpa Beban Biaya


Aji Pambudi Santoso (24) peserta JKN asal Desa Sruweng, Kecamatan Sruweng, Kabupaten Kebumen.(ft ist)
KEBUMEN, (seputarkebumen.com)- Ketenangan hati Aji Pambudi Santoso (24) pecah ketika dirinya dan sang istri harus menjalani perawatan akibat demam berdarah. Namun di tengah kekhawatiran itu, kehadiran Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menjadi penyelamat keluarga kecil ini dari beban biaya rumah sakit.

Warga Desa Sruweng, Kecamatan Sruweng, Kabupaten Kebumen ini terdaftar sebagai peserta JKN melalui segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) atas tanggungan istrinya. Awal Februari lalu, Aji dan istrinya menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sruweng setelah keduanya dinyatakan positif demam berdarah.

"Kami benar-benar terbantu dengan adanya Program JKN, apalagi saat harus dirawat bersamaan karena demam berdarah," ujar Aji saat dihubungi Tim Jamkesnews melalui WhatsApp, Senin (28/4).

Perasaan Aji makin campur aduk mengingat istrinya saat itu tengah mengandung delapan bulan. Ia harus berjuang melawan penyakitnya sendiri, sambil menguatkan istrinya yang juga berjuang mempertahankan kandungan.

"Sedih dan takut jadi satu. Saya harus kuat untuk diri sendiri, juga untuk istri dan calon anak kami," kenangnya dengan suara bergetar.

Setelah hampir seminggu dirawat, Aji akhirnya diperbolehkan pulang. Namun sang istri harus dirujuk ke Rumah Sakit Margono Purwokerto lantaran kondisinya memburuk, ditandai dengan penurunan jumlah trombosit.

"Waktu itu saya baru pulang, sedangkan istri harus dirujuk. Rasanya tidak tenang, khawatir soal kondisi istri dan bayi kami," tutur Aji.

Tak hanya dihantui rasa cemas, Aji juga mengaku sempat khawatir soal biaya rumah sakit. Maklum, dirinya belum bekerja tetap kala itu, sementara perawatan demam berdarah memerlukan biaya yang tidak sedikit.

"Biaya satu orang saja jutaan, apalagi dua orang. Sempat bingung mau cari uang dari mana," ucapnya.

Namun rasa was-was itu sirna setelah ia mengetahui seluruh biaya perawatan, termasuk biaya rujukan ke rumah sakit tipe A, ditanggung penuh oleh Program JKN.

"Semua gratis, dari awal masuk sampai rujukan ke rumah sakit lain. Saya sujud syukur atas bantuan ini," kata Aji penuh rasa haru.

Tak hanya soal biaya, Aji juga memuji pelayanan yang ia terima. Menurutnya, dokter dan perawat memperlakukan semua pasien dengan baik tanpa membedakan status peserta JKN atau pasien umum.

"Pelayanannya ramah, kamar bersih, nyaman, dan aman. Tidak ada perlakuan beda, semua pasien diperlakukan sama," tambahnya.

Kini, Aji bisa bernapas lega. Istrinya berhasil pulih, dan bayi mereka lahir dengan selamat. Meski sang bayi sempat dirawat di ruang PICU, kini kondisinya membaik dan sudah menjalani rawat jalan.

"Anak saya baru kontrol ketiga kemarin. Alhamdulillah semua berangsur membaik. Terima kasih Program JKN," pungkas Aji.(*)