![]() |
Bangun Endro (50), penjual mie ayam asal Dukuh Kauman, Desa Kutosari, Kebumen.(ft ist) |
Bersama sang istri, Sri Yuli Nuryati (48), Bangun dijadwalkan berangkat ke Mekkah pada akhir Mei 2025. Keduanya masuk dalam rombongan calon jemaah haji asal Kabupaten Kebumen.
Saat ditemui di lapak mie ayam miliknya di Jalan Soekarno Hatta, Kebumen, Bangun menuturkan awal mula usahanya dimulai dari nol. Tahun 2003 ia berjualan keliling dengan menyewa gerobak. Tiga tahun kemudian ia mulai menetap di satu tempat. Dari situ, sedikit demi sedikit ia menyisihkan penghasilan, berapapun jumlahnya, untuk tabungan haji.
"Dulu semangkuk mie ayam saya jual Rp2.000. Tapi saya tetap sisihkan walau cuma seribu-dua ribu. Niat saya sudah bulat dari awal: ingin ke Tanah Suci," ucap Bangun, Rabu (23/4/2025).
Keinginan itu tumbuh saat ia berjualan di depan aula Sekda Kebumen, tempat biasa pemberangkatan dan kepulangan jemaah haji. Melihat wajah-wajah penuh haru dan kebahagiaan para jemaah, timbul tekad dalam dirinya: suatu hari ia juga harus bisa berangkat.
"Setiap ada keberangkatan haji, saya selalu sempatkan lihat. Rasanya seperti dipanggil. Sampai nangis sendiri," kenangnya.
Bangun mendaftar haji pada April 2012. Istrinya menyusul pada Juli 2019. Semula Bangun dijadwalkan berangkat pada 2024, namun karena adanya kebijakan penggabungan mahram, ia memilih menunda satu tahun demi bisa berangkat bersama sang istri.
Impian besar Bangun lahir dari kondisi hidup yang tak mudah. Saat memutuskan pulang kampung dari perantauan pada 2002 untuk merawat orangtua, ia hanya menjadi kuli bangunan dengan upah Rp7.500 per hari. Suatu kali, ia hanya mampu membawa pulang satu mangkuk mie ayam untuk dimakan sekeluarga.
Momen itu menjadi titik balik hidupnya. Ia mulai belajar membuat mie ayam kepada temannya di Gombong. Satu hari belajar, ia langsung praktik di rumah.
"Saya coba masak buat keluarga. Alhamdulillah enak, dari situ saya yakin bisa jualan," ujarnya.
Modal usaha pun ia dapat dari menjual cincin kawin milik sang istri. Dengan modal itu, Bangun menyewa gerobak dan memulai usaha mie ayam keliling. Lambat laun, gerobak sewaan berganti jadi milik sendiri, lalu punya lapak tetap seperti sekarang.
Kini, setelah puluhan ribu mangkuk mie ayam terjual, doa yang ia panjatkan bertahun-tahun akhirnya dikabulkan.
"Kalau niatnya baik dan ada tekad, Allah pasti kasih jalan. Rezeki bisa datang dari arah yang nggak kita duga," tutup Bangun dengan mata berkaca-kaca.(*)