Lokasi ditemukannya korban Sanmarta setelah jatuh dari pohon kelapa.(ft sk/ist |
Peristiwa tragis ini terjadi sekitar pukul 10.30 WIB. Menurut keterangan pihak keluarga, Sanmarta sempat berpamitan meninggalkan rumahnya untuk melakukan aktivitas rutinnya menderes kelapa di pekarangan milik Ibu Jeminem. Pekarangan tersebut berjarak sekitar 100 meter dari rumah korban.
Sanmarta merupakan penderes yang sudah berpengalaman dan sering melakukan aktivitas ini sehari-hari. Namun, pada hari nahas tersebut, korban kurang berhati-hati saat memanjat pohon kelapa yang tingginya diperkirakan mencapai 12 meter.
Menurut saksi mata, Rusman, yang juga tetangga korban, ia mendengar suara benda jatuh dari ketinggian sekitar pukul 11.00 WIB. Merasa curiga, Rusman segera mengecek sumber suara tersebut dan menemukan Sanmarta sudah tergeletak di tanah dengan posisi telungkup.
“Saya mendengar suara keras seperti ada sesuatu yang jatuh, lalu saya mendatangi lokasi. Saat sampai, saya melihat Pak Sanmarta sudah tidak bergerak,” ujar Rusman.
Saat ditemukan, Sanmarta diperkirakan sudah meninggal dunia di tempat. Rusman segera memanggil warga sekitar untuk memberikan pertolongan, namun sayangnya, nyawa korban tidak dapat diselamatkan.
Menurut keterangan dari Kapolres Kebumen AKBP Recky melalui Plt Kasihumas Aiptu Nanang Faulatun, tim dari Polsek Rowokele segera mendatangi tempat kejadian perkara setelah mendapatkan laporan dari warga.
“Setelah kami menerima laporan, langsung mengirimkan tim ke lokasi. Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, korban diduga meninggal akibat cedera setelah terjatuh dari ketinggian,” ungkap Aiptu Nanang.
Proses evakuasi korban berjalan cepat, dengan dibantu oleh warga setempat. Jenazah Sanmarta langsung dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan sebelum dimakamkan di pemakaman desa.
Sanmarta dikenal sebagai sosok yang ramah dan pekerja keras. Di usianya yang tidak muda lagi, ia masih aktif bekerja sebagai penderes untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Kepergian Sanmarta yang mendadak ini mengejutkan keluarga dan masyarakat Desa Wonoharjo.
Polisi menyatakan bahwa kejadian ini murni kecelakaan. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan atau hal mencurigakan lainnya di lokasi kejadian. Pohon kelapa yang dipanjat Sanmarta memang cukup tinggi.
Menurut Aiptu Nanang, pihak kepolisian juga telah memberikan imbauan kepada masyarakat, terutama penderes kelapa, untuk lebih berhati-hati saat melakukan pekerjaan tersebut. Ia menekankan pentingnya menggunakan alat pengaman saat memanjat pohon kelapa, terutama bagi para penderes yang sudah lanjut usia.
“Kami mengimbau agar para pekerja penderes menggunakan peralatan yang memadai dan selalu berhati-hati saat bekerja di ketinggian,” tambahnya.
Kejadian ini menambah daftar panjang kecelakaan kerja yang dialami oleh penderes kelapa di wilayah Kebumen. Meski profesi penderes air nira merupakan salah satu mata pencaharian utama masyarakat pedesaan, risiko yang dihadapi para pekerja tidaklah sedikit.
Kejadian ini menjadi peringatan bagi semua pekerja di lapangan agar senantiasa berhati-hati dan mengutamakan keselamatan dalam setiap aktivitas, terutama dalam pekerjaan yang melibatkan ketinggian seperti menderes air nira kelapa.(*)