Acara pengajian selapanan Senin Manis majelis Thariqoh Syadiliyah Al-Kahfi, Somalangu di Masjid Roudlotul Mubtadiin Desa Tanggulangin, Kecamatan Klirong.(ft sk/ist |
Pengajian ini turut dihadiri langsung pengasuh Ponpes Al Kahfi Somalangu, KH. Afifudin Chanif Al-Hasani dan ribuan jamaah Thariqoh Syadiliyah Al-Kahfi, dimana Gus Afif sendiri sebagai pemimpin thariqohnya. Romo Kiai berpesan agar masyarakat tidak perlu pusing dalam mengikuti Pilkada.
"Santai mawon, urusan bupati nomor 2," ujar Gus Afif yang disambut tepuk tangan dan tawa lepas.
Gus Afif justru berpesan agar jangan urusan bupati mengutamakan nomor 1. "Nomor 1 kuwi (itu) itu ngaji," ucapnya.
Sementara itu, Arif mengaku senang dan bangga bisa terus berkumpul dengan para alim ulama dan santri.
"Puji syukur alhamdulillah kami merasa senang dan bangga bisa selalu berkumpul dengan para alim ulama dan para santri. Di tempat dan suasana seperti inilah kita merasa mendapat banyak keberkahan, nikmat hidup yang luar biasa," ujar Arif.
Arif mengatakan, kebiasaan untuk ngaji atau silaturahmi dengan para alim ulama tidak hanya dilakukan pada saat moment Pilkada, tapi sudah dilakukan sejak dulu, yaitu zaman sejak masih sekolah, kemudian saat berdinas di kepolisian, dan juga saat mejabat wakil bupati, serta bupati Kebumen.
"Jadi kalau ada yang bilang ngajinya pas mau Pilkada itu salah. Saya dari kecil di besarkan di Panjer, di lingkungan pesantren, ngajinya ya sudah dari dulu sampai sekarang. Ngaji sudah menjadi kebutuhan karena di situ ada keberkahan dan ilmu yang kita dapatkan," terangnya.
Tak lupa, Arif juga menyampaikan sejumlah program tentang penguatan pondok pesantren dengan memberikan lebih banyak lagi bantuan baik untuk Sarpras, dan juga pemberian beasiswa santri. Ia memimpikan pada lima tahun ke depan, seluruh santri di Kebumen bisa mendapatkan beasiswa.
"Pertanyaannya apakah bisa? Tentu saja bisa, tinggal bagaimana kita bisa melakukan manajamen sesuai dengan target yang telah direncanakan. Kuncinya adalah pembangunan tidak boleh fokus pada infastruktur semata, tapi juga pembangunan manusianya," tuturnya.
Menurut Bupati pembangunan yang hanya terfokus pada infastruktur, hanya akan menguntungkan para pemborong atau penyedia jasa, dan berpotensi terjadinya korupsi. Hal itu kata dia, sudah dibuktikan dengan peristiwa kelam di Kebumen yang menjerat pejabat dan para pengusahanya.
"Kita nggak mau terulang kembali. Karena koruptor yang membuat masyarakat semakin miskin, kekayaan Kebumen hanya dinikmati segelintir orang. Kita ingin bagaimana APBD ini juga bisa diberikan langsung kepada masyarakat melalui bantuan beasiwa, sembako, bantuan UMKM, insentif guru ngaji, takmir masjid, RT/RW dan sebagainya,"tandasnya.(*)