Tiga Tahun Kepemimpinan Bupati Arif Sugiyanto, Ini Penilaian Rektor Unimugo


Rektor Universitas Muhammadiyah Gombong (Unimugo) Dr. Herniyatun.(ft sk.ist)
KEBUMEN, (seputarkebumen.com)- Kepemimpinan Bupati Kebumen Arif Sugiyanto dan Wakil Bupati Ristawati Purwaningsih telah mencapai tiga tahun, setelah keduanya dilantik pada 26 Februari 2021. Selama tiga tahun memimpin, tentunya gaya kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati mendapat penilaian masyarakat.

Rektor Universitas Muhammadiyah Gombong (Unimugo) Dr. Herniyatun menilai selama ini Kebumen di bawah kepemimpinan Bupati Arif sudah terlihat mengalami kemajuan. Hal ini terlihat antara lain dari wajah kota yang sudah mengalami banyak perubahan.

Perubahan itu tampak dari diberlakukannya jalan satu arah, kemudian dibangunnya kawasan Moro Soetta, serta revitalisasi alun-alun dengan berdirinya Kapal Mendoan. Menurut  Herni, upaya itu dilakukan untuk memodernisasi wajah kota yang berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat.

"Bagaimana pun wajah daerah pertama yang dilihat dari tata kotanya. Daerah itu menjadi tujuan banyak orang kalau tata kotanya bagus. Di situ orang akan merasa betah, nyaman untuk berkunjung, menikmati suasana kota sebagai pusat ekonomi. Nah! Saya melihat modernisasi kota Kebumen sudah mulai terlihat sejak kepemimpinan Bupati Arif," ujar Herni.

Herni mengatakan, pertumbuhan ekonomi di Kota Kebumen sudah semakin baik. Hal ini ditandai dengan pertokoan yang kian menjamur, tempat kuliner, restoran, rumah makan, serta para pedagang kaki lima. Event-event berkelas nasional juga beberapa kali diadakan di Kota Kebumen. Menurutnya ini menunjukan Kebumen semakin baik.

"Kalau ini sudah bagus, tinggal bagaimana dikembangkan ke wilayah, agar terjadi pemerataan ekonomi. Menurut saya ini PR Pemerintah, artinya membangun sebuah kota itu bagus, tapi membangun wilayah untuk menjadikan kecamatan atau desa yang mandiri, kuat secara ekonomi juga tidak kalah bagus, bahkan sebuah keharusan," terang Herni.

Herni juga turut menyoroti pembangunan infastruktur jalan di sejumlah wilayah. Ia menggarisbawahi bahwa jalan yang ada di Kebumen tidak semua menjadi kewenangan kabupaten. Ada jalan desa, jalan kabupaten, provinsi, dan jalan nasional yang menjadi kewenangan masing-masing.

Menurutnya ketika ada jalan yang rusak, maka masyarakat perlu mencari tahu jalan tersebut masuk dalam kewanangan siapa, sehingga tidak genyah uyah. Ia melihat pembangunan jalan di Kebumen, beberapa tempat terus dilakukan secara bertahap, meski diakui beberapa ada yang masih rusak. Tapi di sisi lain, pembangunan atau perbaikan jalan terus berlangsung.

"Kalau saya lihat pembangunan jalan di Kebumen kayanya selalu ada, tidak berhenti, tinggal itu kewenangan siapa. Beberapa sudah bagus, seperti jalan menuju tempat wisata Menganti misalnya sudah bagus. Kalau pun ada yang rusak, saya kira di banyak daerah juga mengalami hal yang sama," terangnya.

Menurutnya, tidak semua anggaran digunakan untuk pemenuhan kebutuhan infastruktur, karena APBD terbatas. Ada program lain yang juga perlu atau penting diperhatikan. Misalnya menyangkut program kesehatan, pendidikan, ekonomi, sosial dan lainnya. "Kalau semua ke infrastruktur, nanti program lain nggak kebagian. Yang saya lihat dibangun terus, tapi bertahap," ucapnya.

Khusus untuk dunia pendidikan, Herni meminta kepada Pemerintah Daerah untuk memperbanyak beasiswa kepada para siswa berprestasi untuk bisa melanjutkan sekolahnya ke perguruan tinggi. Terutama bagi kalangan warga yang tidak mampu. Bagaimana pun itu jauh lebih penting untuk membangun kualitas sumber daya manusia.

"Seperti yang pernah Bupati bilang 'Infrastruktur boleh rusak, tapi pendidikan tidak boleh rusak' ini menunjukkan pentingmya dunia pendidikan untuk membangun kualitas sumber daya manusia. Karena itu saya minta agar pemerintah memperbanyak beasiswa untuk siswa berprestasi agar bisa melanjutkan kuliah. Termasuk memberikan beasiswa kepada mahasiswa yang ada di kampus Kebumen," ucapnya.

Herni melihat dunia pendidikan di Kebumen sudah semakin maju, tumbuh dengan baik. Tercatat ada 8 perguruan tinggi yang ada di Kebumen. Ia berharap, dukungan dan perhatian Pemerintah Daerah untuk ikut serta memajukan dunia pendidikan kampus di Kebumen, dengan membangun kerjasama yang positif.

Tidak lupa, Herni juga turut merespons anggapan sebagian kalangan yang menilai Bupati saat ini otoriter. Hal ini terlihat dengan model kepemimpinannya yang kerap merotasi para pejabat dalam waktu yang singkat. Menurutnya merotasi pejabat memang menjadi kewenangan Bupati.

Ia menilai, sebagai pimpinan, Bupati Arif punya alasan tersendiri mengapa kerap merotasi pegawainya. Mungkin saja, ada target yang ingin dicapai dari para pejabat yang dirotasi. "Saya menilai itu masih sah-sah saja, mungkin ada target yang mau dicapai, dan mereka yang dirotasi dianggap punya kemampuan untuk itu, sekaligus mereka bisa belajar di banyak tempat," ucapnya.

Hanya saja, kata Herni, ia berharap pejabat yang dirotasi jangan terlalu cepat. Misalnya baru dua atau tiga minggu menduduki jabatan baru sudah digeser ke tempat lain. Menurutnya itu akan tidak maksimal bagi para pejabat untuk belajar di tempat yang baru. "Boleh dirotasi, tapi saya kira jangan terlalu cepat misalnya baru dua minggu sudah digeser, nanti hasilnya nggak maksimal," terangnya.

Selain itu, Herni melihat Bupati selama ini tidak antikritik. Di era keterbukaan informasi, sekarang banyak wadah bagi warga yang menyampaikan kritik. Ia sendiri mengetahui banyak juga orang yang mengkritik kebijakan Pemerintah Daerah, tanpa ada diskriminasi, atau kriminalisasi. "Kritik saya kira sah-sah saja, dan Bupati, saya lihat terbuka dengan kritik," ucapnya.

Herni berharap di sisa waktu pemerintahan, Bupati dan Wakil Bupati tetap diberikan kesehatan dan keselamatan, dan bisa menyelesaikan program-program yang sudah dicanangkan. Menurutnya semua program harus dilakukan pengawasan yang ketat agar hasilnya maksimal.

"Seperti halnya infrastruktur jalan itu memang ada yang cepat rusak, saya kira itu perlu dilakukan pengawasan yang ketat, apakah karena faktor konstruksinya, bahannya yang tidak sesuai, faktor alam, atau karena kendaraan yang melebihi tonase. Saya lihat Bupati beberapa kali sudah pernah melakukan pengecekan, ini harus ditingkatkan, apapun programnya harus dilakukan pengawasan," tandasnya.(*)