Anggota DPR RI asal Kebumen Ir KRT Darori Wonodipuro.(ft SK/IST) |
Sesuai analoginya, serangan fajar itu ada calon legislatif (Caleg) yang berusaha ingin membeli suara dan ada rakyat yang sengaja ataupun tidak sengaja menjual suaranya. Dalam ekonomi pasar bebas, apa pun bisa menjadi komoditas selama memiliki nilai jual.
Tak terkecuali pada kontestasi Pileg DPR RI di daerah pemilihan (Dapil) VII (Kebumen, Banjarnegera, Purbalingga) Jawa Tengah, yang kompetitif ini dianggap nyata sarat akan praktik politik uang.
Namun, semua itu kini terbantahkan oleh Ir.KRT Darori Wonodipuro, MM,.IPU anggota Komisi IV DPR RI Dapil VII Jawa Tengah meliputi Kebumen, Banjarnegara dan Purbalingga dari Partai Gerindra yang kembali melenggang mulus ke Senayan tanpa politik uang.
Itu terlihat dari perolehan suara sementara caleg DPR RI dari Partai Gerindra nomer urut 1 ini memperoleh 51.959 suara. Di rumah kediamannya di Desa Petanahan, Kecamatan Petanahan, Darori terlihat sibuk bersama tim menerima data suara pemilih yang masuk dari 11020 TPS di Dapil VII Jateng.
Politisi senior asli Kabupaten Kebumen ini mengatakan pada kontestasi pileg tahun 2024 ini makin banyaknya partai dalam pemilu membuat kompetisi pileg makin sengit. Belum lagi calon legislatif harus berkompetisi di internal dan eksternal sehingga kesempatan ini menjadi peluang mereka menempuh perilaku yang penting menang.
"Apapun caranya, karena sangat kompetitif kompetisinya sangat sengit, mau gak mau cara apapun mereka tempuh yang penting menang," ungkap Darori kepada wartawan disela-sela melihat penghitungan suara di kediamannya, Rabu (21/2/2024).
Darori menilai kecurigaan publik atau masyarakat selama ini, bahwa pemilu di Indonesia termasuk pileg penuh dengan permainan uang alias politik transaksional. Disisi lain, pemilih atau masyarakatnya juga sangat pragmatis, sehingga politik uang mendapatkan tempat.
"Soal bagi-bagi duit, merefleksikan bahwa mereka menang dan duduk di Senayan, bukan karena dipercaya tetapi karena membeli suara," ucapnya.
Namun, kembali terpilihnya ia sebagai anggota DPR RI untuk ketiga kalinya, bagi Darori ini merupakan cara alam semesta untuk memberitahukan kepada khalayak, soal pentingnya memilih anggota DPR yang punya kapasitas, punya integritas.
Kesadaran pada iklim politik yang sehat dan bersih perlu ditanamkan bagi generasi muda atau kaum milenial. Karena bagi Darori pendidikan politik pada generasi bangsa menempa diri agar di kemudian hari mampu meneruskan dinamika perpolitikan yang membangun.
"Sambil kemudian mencatat betul, anggota DPR kalau masih mau mencalonkan diri lagi, soal ketidaklayakan mereka, untuk dipilih kembali." lanjutnya.
Darori menegaskan bahwa dirinya telah memberi bukti dan bukan hanya sekedar janji. Selama dua periode (2014–2019 dan 2019–2024) menjabat sebagai anggota DPR RI di Komisi IV telah banyak bantuan yang dikucurkan dari pusat untuk daerah.
Tidak tanggung-tanggung jumlahnya mencapai Rp 3 triliun. Bukan hanya terfokus pada pertanian, perikanan dan peternakan, pihaknya juga menangani bidang lainnya. Ini seperti infrastruktur jalan, pendidikan hingga kesehatan.
Beberapa kegiatan dan bantuan terkait perbaikan jalan dan upaya mengatasi persoalan kesehatan telah dilakukan oleh pria kelahiran Kebumen 5 Oktober 1953 ini.
Disampaikan Darori, terkait pendidikan pihaknya telah melakukan kerjasama dengan Universitas Sebelas Maret (UNS). Sedangkan pembangunan infrastruktur jalan meliputi ruas Jalan Guyangan-Petanahan, ruas jalan Karanggadung Petanahan, Jalan Daendels, Jalan Puring, Gombong dan Karangbolong.
"Untuk bidang kesehatan saya telah melaksanakan pengobatan gratis dan pembagian makanan bergizi untuk masyarakat. Pembagian makanan untuk anak-anak dilaksanakan untuk mencegah stunting," tuturnya.
Diakhir wawancara Darori mengungkapkan masyarakat Kebumen kini cerdas, mereka akan memilih yang peduli membantu para petani, peternak dan masyarakat umum. Bertambahnya putra daerah asli Kebumen yang menjadi anggota DPR RI sangat penting untuk kemajuan pembangunan di Kabupaten Kebumen.
Dengan bekerjasama dalam membangun diharapkan Kebumen ke depan tidak lagi dikategorikan sebagai kabupaten termiskin di Jawa Tengah.
"Untuk Kebumen saya sudah memberikan bukti bukan hanya sekedar janji mas," tandasnya.(*)