Bupati dan Wabup Kebumen saat melakukan panen raya padi di desa Kamulyan kecamatan Kuwarasan.(ft SK/ist) |
Hari Temu Lapang merupakan salah satu metode pemberdayaan petani melalui pertemuan antar petani, peneliti, dan penyuluh untuk saling tukar-menukar informasi tentang teknologi pertanian yang diterapkan dan mendapatkan umpan balik dari petani mengenai masalah dan hambatan yang dihadapi.
Hadir pula dalam kegiatan tersebut Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah yang diwakili Kepala Bidang Penyuluhan dan Bina Usaha, Dani Ramdani Harun.
Bupati menyatakan, Kebumen selalu mengalami surplus beras. Pola pertanian yang dikembangkan masyarakat juga semakin maju dengan menggunakan alat pertanian modern, antara lain berupa Combain Harvester yang dibeli menggunakan Dana Desa. Bupati berharap hasil panen tersebut bisa diolah dengan mesin Rice Milling Unit (RMU) di Kutowinangun sehingga lebih optimal hasilnya.
"Kita harapkan padi yang baru dipanen bisa dibawa ke RMU Kutowinangun, untuk dikeringkan sekaligus digiling karena di sana alatnya sudah modern, gabah yang baru dipanen pun bisa langsung dikeringkan, tidak harus dijemur," ujar Bupati, Selasa 4 Juli 2023.
RMU atau sentra pengolahan padi modern di Kutowinangun disebut lebih efisien dan lebih murah. Nantinya, pemerintah daerah bakal mengandeng BUMD Aneka Usaha untuk mengelola padi dari petani agar bisa digiling ke RMU.
"Dengan adanya corporate farming yang bekerjasama dengan BUMD Aneka Usaha Kebumen Jaya, gabah kering yang di MT 1 dijual dengan harga Rp.4.700 – 4.800 per Kg. Atau di MT 2 ini minimal akan meningkat menjadi Rp.5.300 per kilogram," ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut juga dilakukan pemecahan kendi sebagai tanda pengiriman perdana hasil panen ke RMU untuk diproses menjadi beras premium.(*)