Berkat JKN, Ani bisa Tersenyum Bahagia Anaknya Sehat dan Bebas Biaya Rumah Sakit


Sri Ani Kurniati (40), warga Desa Pejagoan,Kebumen.(ft SK/ist)
KEBUMEN, (seputar kebumen.com)- Ruang Intensive Care Unit (ICU) merupakan salah satu ruangan khusus di rumah sakit yang memberikan perawatan dan pemantauan bagi orang-orang yang mengalami sakit parah. Ruang tersebut dilengkapi dengan peralatan medis khusus dan canggih guna memantau dan memulihkan kondisi pasien. Hal itu menjadikan biaya sewa di ruang ICU cukup mahal.

Beruntunglah masyarakat di Indonesia karena pasien yang sudah menjadi peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), karena biaya perawatan di ruang ICU ditanggung oleh program ini.

Sri Ani Kurniati (40), warga Desa Pejagoan Kabupaten Kebumen memberikan kesaksiannya saat anaknya yang baru berusia dua tahun masuk ICU selama lebih dari seminggu di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soedirman Kebumen. Saat itu semua biaya perawatan anaknya ditanggung oleh Program JKN. Ia mengisahkan, beberapa tahun lalu awalnya ia belum menyadari ada hal yang tidak normal terjadi pada anaknya.

“Beberapa hari saat itu anak saya tidak pernah mau makan. Karena tidak ada makanan yang masuk, anak saya pun lemas, sampai sempat tidak sadarkan diri. Bareng suami, saya bergegas bawa anak saya ke UGD RSUD Soedirman,” cerita Ani, Kamis (27/07).

Ia melanjutkan, setelah pemeriksaan di UGD dan hasil pemeriksaan laboratorium keluar, dokter menyuruh untuk dirawat di ICU. Menurut dokter, kondisi anaknya Ani cukup mengkhawatirkan dan membutuhkan pemantauan dan penanganan khusus dari tenaga medis. Ia tidak mengetahui secara persis penyakit yang diderita oleh anaknya. Yang sempat diingat olehnya adalah kadar gula darah anaknya jauh di bawah normal, yakni hanya 60 miligram/desiliter.  Ia pun menyetujui saran dari dokter demi kebaikan dan kesembuhan anaknya.

“Waktu itu belum kepikiran berapa biaya di ruang ICU, cuma kepikiran keselamatan anak saya,” ungkap Ani.

Setelah perawatan lebih dari seminggu, anaknya pun berangsur membaik dan bisa dipindahkan ke ruang perawatan biasa. Setelah itu tetangga-tetangganya menjenguk ke rumah sakit. Sempat ada  salah satu tetangganya yang menanyakan kepada Ani, berapa lama anaknya dirawat di rumah sakit. Tetangga tersebut menginfokan kalau biaya perawatan di ruang ICU sangat mahal. Mendengar informasi itu, Ani cukup kaget dan panik mengingat ia tidak memiliki tabungan yang cukup banyak saat itu.

“Saya langsung cepat-cepat ke bagian kasir menanyakan jumlah biaya yang sudah perawatan anaknya sampai saat itu. Alhamdulillah petugas bilang semua sudah dijamin JKN. Kebetulan anak terdaftar JKN bersama saya ditanggung suami yang bekerja di perusahaan,” kata Ani.

Mendengar informasi dari kasir, Ani merasa sangat lega dan mengaku sangat bersyukur terdaftar sebagai peserta JKN. Ia pun menyampaikan terima kasih pada pemerintah, BPJS Kesehatan yang menyelenggarakan Program JKN dan RSUD Soedirman yang telah membantu perawatan anaknya sampai sembuh. Menurutnya, apabila saat itu ia tidak dibantu Program JKN, ia mungkin harus menanggung biaya puluhan juta untuk membayar biaya perawatan anaknya.

“Sudah siapkan tabungan untuk jaga-jaga kebutuhan mendesak. Tapi saya yakin itu juga tidak akan cukup untuk membayar biaya pengobatan anak saya waktu itu,” kenang Ani.

Ani juga mengaku selama menjalani perawatan di rumah sakit, tidak ada pelayanan yang mengecewakan. Menurutnya pelayanan dengan menggunakan JKN, tidak berbeda dengan pelayanan pada pasien yang membayar atau pasien umum.

“Petugas tidak pernah membedakan saya pasien umum atau JKN. Tidak pernah menanyakan atau membahas sekalipun kecuali pada saat di bagian pendaftaran. Jempol dua buat pelayanan di RSUD Soedirman dan Program JKN,” tukasnya.(*)