Kader GMNI Kebumen Dituntut Punya Kepekaan Sosial


Diskusi peringatan Dies Natalis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) ke 69, di Ndalem Rawa Gowok, Pejagoan.(ft SK/ist)
KEBUMEN, (seputarkebumen.com) - Kampus jangan dijadikan menara gading, tapi harus menjadi tempat mengasah kepekaan sosial. Begitu kira-kira pembahasan utama dalam diskusi hangat peringatan Dies Natalis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) ke 69, di Ndalem Rawa Gowok, Pejagoan, Kebumen, Selasa (29/3/2023). 

Pada kesempatan itu kader GMNI diajak tak hanya sibuk mengejar gelar akademik, namun diharapkan bisa berperan aktif mengurai persoalan masyarakat. Mahasiswa sebagai entitas generasi harapan juga diminta terus membangun peradaban lewat orientasi sosial. 

"Jangan sampai (mahasiswa) menimba ilmu, tapi tidak tahu apa-apa tentang masyarakat," kata Pengurus DPD Alumni GMNI Jawa Tengah Teguh Irawan, usai mengisi materi.

Teguh menjabarkan, GMNI sudah mengarungi perjalanan panjang sejak 23 Maret 1954. Dies Natalis ini menurutnya sebagai pemantik semangat untuk terus meneguhkan ideologi organisasi. Sesuai harapan dan cita-cita pendiri GMNI, yaitu Presiden pertama RI Soekarno. Kemudian, peringatan hari kelahiran ini juga diharapkan menjadi momentum tepat untuk menyamakan persepsi. 

"Harus menjadi wadah perjuangan marhaenisme. Kebumen sudah bagus, mulai menata kepengurusan. Dan ternyata mayoritas di setiap kampus sini sudah ada (GMNI)," ungkap Teguh.

Peringatan Dies Natalis tersebut dihadiri anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah Saiful Hadi, serta anggota DPRD Kebumen, Bambang Tri Saktiono dan Noviandri Dwi Alhadi. Kegiatan itu diikuti sedikitnya 80 kader GMNI Kebumen. Usai diskusi, kegiatan ditutup prosesi pemotongan tumpeng sekaligus berbuka puasa bersama.

Sementara itu, Heri Purnama Ketua DPC GMNI Kebumen mengatakan, meski terbilang organisasi mahasiswa pendatang baru di Kebumen, dia bersyukur keberadaan GMNI bisa diterima sebagian besar kampus. Heri menyebut sejauh ini keterwakilan pengurus sudah terbentuk di empat kampus, meliputi UMNU, UPB dan Piksi Ganesha. 

"Masih embrio atau persiapan ya. Secara AD dan ART organisasi menegaskan kepengurusan cabang definitif harus ada rentang waktu tertentu," ucapnya.

GMNI Kebumen, kata Heri, juga sudah menyusun berbagai program skala prioritas. Antara lain penataan kader, kemudian pendidikan dan pembinaan kader dengan menyesuaikan karakter wilayah. Hal ini dinilai penting untuk keberlangsungan organisasi.

"Budaya Semarang atau Jogja di bawa kesini (Kebumen) itu ndak bisa. Karena memang beda dan tidak bisa dipaksa," terangnya.(*)