Kreatif,Pemuda Karanggayam Sulap Pelapah Pohon Kelapa jadi Lampu Hias Bernilai Ekonomi Tinggi


Darmin seorang pengrajin mengatakan bahan pelepah daun kelapa atau blungkang.(ft SK/ist)
KARANGGAYAM, (seputarkebumen.com)- Pelepah Pohon kelapa atau biasa disebut blungkang biasanya hanya dipergunakan masyarakat sebagai kayu bakar. Namun, ditangan pemuda kreatif, blungkang tersebut bisa dibuat menjadi lampu hias yang bernilai tinggi. 

Seperti yang dilakukan oleh para pemuda Desa Kebakalan Kecamatan Karanggayam Kebumen, yang berhasil membuat lampu hias dari limbah pelepah daun pohon kelapa. Para pemuda ini, belajar otodidak melalui internet, yang kemudian berhasil membuat beragam lampu hias dari Blungkang. 

Lampu hias tersebut sangat cocok ditempatkan diruangan maupun diluar ruangan sebagai furniture tambahan, karena bentuknya yang estetik dan tradisional. Terlebih, produk tersebut terbuat dari limbah bahan alami, sehingga tidak mencemari lingkungan. 

Darmin salah seorang pengrajin mengatakan bahan pelepah daun kelapa atau blungkang banyak ditemui di pedesaan, dan bisa dimanfaatkan dan memiliki nilai jual. Bahkan, kadang bahan baku tersebut sama sekali tidak terpakai oleh masyarakat dan berakhir di bakar ditungku  untuk memasak. 

" Bahan bakunya, bahan limbah istilahnya kalo dikampung dibuang buang itu, dari pelepah daun pohon kelapa itu, biasanya hanya dibakar buat masak," ucapnya Kamis, 24 November 2022.

Menurutnya, proses pembuatan sebenarnya tidak cukup rumit, hanya saja tergantung kerumitan dari model lampu yang akan dibuat. Dimana, proses awal pembuatan dari bahan limbah blungkang diirat atau ditipisi menggunakan pisau dan disesuaikan dengan ukuran yang diinginkan. 

Kemudian,  bahan tersebut disatukan menggunakan lem kayu dan lem besi. Setelahnya, bahan yang sudah terbentuk tersebut dilakukan pengamplasan hingga halus dan di fernis. 

" Proses awal dari blungkang itu diirat dulu,  ukuran masing masing berapa senti,  terus kita gabungin pake lem kayu dan lem besi,  setelah terbentuk itu diamplas kering dan dipasang, udah jadi," jelasnya. 

Darmin mengaku, dia dan rekan rekannya baru bisa membuat 5 model lampu,  untuk hiasan lampu duduk sama lampu gantung dan juga lampion. Sedangkan untuk harga, hiasan lampu tersebut dijual di kisaran Rp 150 ribu sampai Rp 300 ribu,  tergantung kerumitan model. 

Sedangkan untuk penjualan masih terbatas di wilayah Kebumen,  namun tidak menutup kemungkinan produksinya tersebut merambah hingga keluar kota. Dimana produksinya pun masih sangat terbatas karena kendala alat yang dimiliki oleh pengrajin, yang saat ini masih dikerjakan secara manual. 

" Kalo kesulitan paling pas ngelemnya, karena kan bahannya tipis jadi perlu hati hati juga, peralatan biar cepat untuk produksi perlu sih, kaya tuner,  alat buat ngecat juga kan masih pakai kuas, kompresor, grenda juga buat ngamplas, itu sih kalo kendala lain di pemasaran karena ini kan baru belum banyak yang tahu," terangnya. 

Sementara itu Kades Kebakalan R Wiwit Setiyawan Wijayanto sangat mengapresiasi inovasi dari para pemuda di desanya. Mereka berhasil membuat limbah dari pohon kelapa menjadi lampu hias yang memiliki nilai tinggi. 

Menurutnya kerajinan tersebut sangat potensial untuk dikembangkan, dan pihak desa siap mendukung para pemuda untuk bisa lebih berkreasi. Pihaknya juga siap menjembatani ke Dinas terkait, agar bisa lebih berkembang. 

Dikatakan produk tersebut juga sudah pernah dipamerkan saat Kebumen International Expo dan di sejumlah kota beberapa waktu lalu. Untuk respon masyarakat, juga sangat baik karena hiasan lampu ini terbuat dari bahan alami dan ramah lingkungan. 

" Kita siap menjembatani ke dinas terkait untuk mendapat peralatan untuk pengembangan," jelasnya.(*)