10 Jamaat Gereja Weton Wetan Terkonfirmasi Positif Covid 19


PURING, (seputarkebumen.com) Kasus positif Covid-19 di Kecamatan Puring, kembali mengalami peningkatan. Dimana 10 orang jemaat Gereja Kristen Kerasulan Indonesia (GKKI) Desa Weton Wetan dipastikan positif Covid 19, usai berkontak langsung dengan orang dari luar daerah.


Forkopimcam Kecamatan Puring, langsung melakukan penyemprotan disinfektan dan juga memberikan bantuan sembako kepada masyarakat yang melakukan isolasi mandiri.

Plt Camat Puring, Sugito Edi Prayitno saat ditemui Senin (31/5/2021) menuturkan, akibat adanya jemaat GKKI yang terkonfirmasi positif Covid-19, maka Forkopimcam Kecamatan Puring bersama dengan Puskesmas dan juga Pemerintah Desa secara resmi menutup sementara operasional gereja selama 14 hari ke depan. Setelah penutupan 14 hari, diharapkan peribadatan bisa kembali berjalan normal, dengan catatan tidak ada lagi jema’at yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Menurutnya kasus positif Covid-19 di Desa Weton Wetan ini diperkirakan masih bisa mengalami peningkatan, dikarenakan masih ada 5 orang yang menunggu hasil rapid antigen. Dari 10 orang positif Covid 19, sembilan orang diantaranya melakukan isolasi mandiri dan 1 orang dirawat di rumah sakit.

“Semoga yang rapid antigen itu, nanti hasil swabnya tidak positif, sehingga kasus aktif yang positif di desa ini ada 10 orang,” ujar Camat didampingi oleh Kapolsek Puring Iptu Suwarto dan juga Jajaran Pemerintah Desa Weton Wetan.



Diakuinya dalam penanganan Covid 19 tidak bisa secara parsial ataupun sendiri sendiri, akan tetapi wajib terintegrasi mulai dari Forkopimcam, Pemeringat Desa dan juga masyarakat. Forkopimcam sendiri juga sudah melakukan langkah langkah penanggulangan dengan cara melakukan traking dan juga sosialisasi terus menerus kepada masyarakat.

Sementara itu, dijelaskan Gito kasus terkonfirmasi positif Covid 19 di Kecamatan Puring berjumlah 15 orang. Dimana 3 diantaranya dirawat dan 12 orang lainnya melakukan isolasi mandiri. Untuk itu pihaknya menghimbau, bagi masyarakat yang akan melaksanakan kegiatan sosial, ekonomi, kebudayaan dan keagamaan untuk tetap menjaga protokol kesehatan dengan jaga jarak, cuci tangan dan mengenakan masker.

“Khusus bagi wilayah yang terkonfirmasi positif lebih dari 3 ataupun zona merah saya himbau agar kegiatan masyarakat bisa ditunda dulu, hingga dirasa aman,” tukasnya.


Sementara itu Sumardi, tokoh gereja setempat mengakui jemaat yang terkonfirmasi Covid 19 diakibatkan melakukan kontak langsung dengan keluarganya yang pulang dari Bandung, Jawa Barat. Hal tersebut diketahui seusai dilaksanakan pemeriksaan di rumah sakit. Meskipun jemaat tersebut belum sempat melaksanakan kebaktian di gereja, akan tetapi Covid 19 terlanjur menyebar kepada jemaat lain, yang dimungkinkan banyak jemaat yang berkontak langsung, dikarenakan libur panjang kemarin.

Dengan adanya penutupan sementara gereja ini, pihaknya mengaku tetap menghormati keputusan dari pemerintah, dimana keputusan tersebut dibuat untuk kebaikan bersama. Dirinya juga berharap peribadatan bisa kembali berjalan normal usai penutupan selama 14 hari kedepan.

“Bagaimanapun aturan aturan yang sudah ada  kita patuhi dan kita laksanakan, toh kami juga bisa melaksanakan peribadatan dengan Tuhan di rumah pun itu masih bisa,” pungkasnya. (Imm/sk)