Pengusaha Tionghoa Kebumen Dukung Sistem Jalan Satu Arah


KEBUMEN - (seputarkebumen.com) Bupati Kebumen Arif Sugiyanto menerima audensi dengan para Komunitas Tionghoa Kabupaten Kebumen di Pendopo Rumah Dinas Bupati, pada Selasa (25/5) malam. Pertemuan itu dijadikan sarana untuk bertukar pikiran mengenai berbagai kebijakan bupati.

Hadir sejumlah tokoh pengusaha seperti pemilik Muncul Group Sugeng Budiawan, Ketua Paguyuban Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Bobyn Soebiyanto, Toko Jempol Hengky Halim, Santoso Budiawan dll.

Salah satunya mengenai kebijakan penerapan jalan satu arah di Kota Kebumen yang melingkupi  Jalan Pahlawan, Jalan Mayjen Soetoyo dan sekitarnya. Kebijakan itu di awal mungkin belum menjadi hal biasa bagi masyarakat Kebumen.


Arif mengatakan, para komunitas Tionghoa ini adalah para pengusaha yang bidang bisnisnya berada di jalan yang masuk dalam sistem satu arah. Dari penjelasan yang sudah disampaikan Bupati, para komunitas Tionghoa ini semuanya mendukung.


"Alhamdulillah setelah kita tadi berdiskusi memberikan penjelasan yang gamblang tentang perubahan sistem ini. Mereka menerima dan memberikan suport kepada kami. Mereka juga ingin Kebumen bisa menjadi kota yang bersih, tertata rapih, dan modern," ujar Bupati.


Arif mengatakan, setiap kebijakan yang dibuat pastinya akan menerima masukan dan kritikan dari semua pihak. Namun, jika ada yang tidak setuju, Arif meminta kritikan atau masukan itu dibarengi dengan solusi yang ditawarkan.


"Pada prinsipnya masyarakat sangat terbuka. Kita tidak alergi kritik. Silakan bagi yang tidak puas, sampaikan kritik, tapi saya minta kritik itu dibarengi dengan solusi," jelasnya.


Dalam kesempatan itu, Ketua PSMTI (Persatuan Masyarakat Tionghoa Indonesia) Bobin Subiyanto, juga menegaskan, pihaknya mendukung penuh kebijakan penerapan jalan satu arah ini. Ia pun berharap, bupati juga ikut memperhatikan jalan-jalan lain.


"Terutama jalan-jalan menuju daerah pariwsata, kita berharap itu bisa diperlebar dan diperbaiki. Karena kita semua ingin pariwisata di Kebumen maju, dan dikenal secara nasional. Jalan atau infrastruktur menjadi syarat utama," jelasnya. 


Sementara itu, Santoso Budiawan KetuaBidang Pemudaan PSMTI menambahkan, pihaknya juga menerima dan mendukung kebijakan bupati. Namun sebagai masyarakat, ia mengakui kebijakan tersebut memang butuh penyesuaian.


"Untuk menuju kota yang modern memang harus berani begitu, bupatinya tegas dan berani. Meskipun diawal kita sangat terasa perubahannya, apalagi kami sebagai pelaku usaha. Tapi saya yakin semua masyarakat akan menerima itu, hanya butuh penyesuaian. Saya yakin semua akan baik-baik saja," tandasnya. (kmnf/sk)